November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Angka Kelahiran Menurun, Korea Selatan Tawarkan Rp. 1,2 M Bagi Pasangan yang Mau Memiliki Tiga Anak

2 min read

HONG KONG – Masalah populasi penduduk di kota Changwong, Provinsi Gyeongsang, Korea Selatan menjadi masalah yang semakin pelik. Kota tersebut menawarkan kepada seluruh warganya yang sudah menikah dana Rp. 1,2 M sebagai dana hibah bagi yang mau memiliki tiga anak.

Jaringan media lokal Korea Selatan, KNN melaporkan pada Senin (11/1/2021), Kota Changwon yang merupakan ibu kota Provinsi Gyeongsang Selatan, memang sedang berusaha menghilangkan masalah penurunan populasi dengan cara menawarkan sejumlah uang untuk warganya sebagai motivasi tambahan.

Kebijakan baru ini memungkinkan warga yang sudah menikah di kota tersebut untuk mendapatkan pinjaman sebesar 100 juta won atau sekitar Rp 1,2 miliar. Ketentuan dari pinjaman tersebut adalah jika sebuah pasangan melahirkan satu anak, bunga dari pinjaman tersebut akan dibebaskan.

Untuk dua anak, 30% dari pokok pinjaman akan diampuni. Dan jika pasangan tersebut mempunyai tiga anak, seluruh pinjaman akan diampuni dan akan menjadi hibah.

Perwakilan dari departemen perencanaan Changwon, Kim Jong-pil mengatakan, kebijakan tersebut datang saat “pernikahan yang lebih inovatif dan insentif melahirkan” diperlukan dalam kota tersebut. Pernyataan tersebut menjadi cerminan kekhawatiran terhadap angka penurunan kelahiran di Korea Selatan.

 

Angka Kelahiran Korea Selatan Menurun

Pada 2020, Kementrian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan mencatat bahwa angka kematian lebih banyak daripada angka kelahiran dengan 275.815 jumlah kelahiran dan 307.764 kematian. Menurut CNN, statistik tersebut adalah pertama kalinya Korea Selatan mencapai “persilangan kematian penduduk”.

Dengan angka kelahiran yang terus menurun, pejabat Changwon menjadi khawatir populasi dari kota tersebut bisa turun di bawah satu juta penduduk. Karena hal tersebut, pemerintah daerah juga berencana untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dengan cara menarik perusahaan dan juga mensubsidi perumahaan untuk pekerja dan mahasiswa.

Menurut KNN, tujuan dari rencana tersebut adalah untuk menciptakan 20.000 pekerjaan pada 2025.

Jam kerja yang panjang dan kurangnya kesempatan untuk mendapatkan kerja dalam masyarakat yang cenderung kompetitif disebut menjadi penyebab ekonomi mengapa tingkat kelahiran di Korea Selatan relatif semakin rendah. Tidak hanya angka kelahiran yang rendah, angka pernikahan di Korea Selatan juga semakin rendah di antara warga Korea Selatan berusia sekitar, 20 sampai 40. []

 

Advertisement
Advertisement