AS2IN1 YOUTUBER SHARING SESSION

HONG KONG – Untuk menggali potensi pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, utamanya di bidang digital, As2in1 mengadakan acara bertajuk ”As2in1 YouTuber Sharing Session”. Acara yang berlangsung di UpTown Co-Workshop, Hong Kong Industrial Building, Shek Tong Tsui, itu digelar Minggu (29/4).
Tampil sebagai narasumber pada acara tersebut Marketing Communication Manager Telin HK Andi Andreas, serta dua PMI yang selama ini aktif di YouTube: Daeng Andi Marannu dan Elly Agustina. Acara dimeriahkan oleh Tri Inem Wahyuni dan Rifan Fadilah.
”Kita ingin menggali potensi teman-teman di Hong Kong, karena kita follow up dari acara yang dihadiri Raditya Dika kemarin. Radit bicara soal kesempatan selama kita di Hong Kong. Nah, kita ingin memanfaatkan kesempatan ini, salah satunya dengan menjadi YouTuber,” ungkap Andi Andreas.
Ada dua PMI yang selama ini sudah menjadi YouTuber dan benar-benar mendapatkan penghasilan dari YouTube. ”Kedua YouTuber ini kita ajak kerja sama. Ke depan, kita ingin terbentuk satu komunitas YouTuber As2in1. Jadi, kita akan bekali mereka dengan ilmu, pengetahuan, dan sebagainya. Nantinya kita bisa kerja sama dengan Telin atau perusahaan lain yang bisa menjadi partner Telin, atau endorsmen untuk produk-produk kita,” lanjut Andi.
Ringkasnya, lanjut Andi Andreas, akan ada semacam ekosistem yang ingin dibentuk As2in1. Sebagai konten kreatornya adalah PMI, Telin dan perbankan yang mau masuk sebagai fasilitatornya. ”Ini hanya pertemuan pertama dan pembuka bahwa ada peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Apalagi melihat tren media sosial yang terjadi sekarang, di mana media beralih dari TV ke media digital, yakni online YouTube. Jadi, kita harus melihat bagaimana tren yang akan terjadi ke depan. Kalau bisa mengikuti tren ini, kita akan mendapatkan sesuatu yang positif,” jelasnya.
Kepada sekitar 50-an peserta, Daeng dan Elly berbagi pengalaman selama mereka menjadi YouTuber. Elly berbagi ilmu bagaimana menghapus pikiran-pikiran negatif sebelum memulai menjadi YouTuber. ”Kita harus berkreasi supaya berkembang dan tidak itu-itu saja. Kita fokus ke YouTube, kalau kita bener-bener mau ada hasil. Kita harus menerima masukan, di-bully tidak apa-apa. Anggap saja bully-an itu sebagai introspeksi buat kita,” ungkap perempuan asal Temanggung, Jawa Tengah, tersebut.
Elly pun menceritakan bagaimana ia membuat video parodi akibat ia di-bully. ”Makanya, tercetus dalam pikiran saya untuk membuat video parodi, dan itu semua dari pembulian,” katanya.
Sementara itu Daeng, PMI asal Sulawesi Selatan yang mempunyai channels YouTube Andi Kers, memberikan tips bagaimana melengkapi sebuah video sehingga bisa viral dan mendapatkan subscriber banyak.
Pertama, harus pintar memilih judul video dan melengkapi deskripsi video. Misalnya, buat hastag yang lagi viral. Sehingga, kalau orang mencari video yang viral itu, maka video kita akan tampil di list. ”Jadi, mau tidak mau mereka pasti akan klik video kita. Kita juga harus pasang teks video, karena hal itu diperlukan. Teks juga harus menyesuaikan dengan video.
”Jadi, teman-teman tidak bisa dapat banyak viewer dan subscriber karena teman-teman tidak melengkapi yang seharusnya dilengkapi. Biasanya cuma upload video saja, terus ditinggal,” ungkap PMI yang sudah memiliki 5.400-an subscribers, dan viewer 2,4 juta tersebut. (hanna)