Asian Games, Catatan Sejarah “Pesta” Di Indonesia Yang Sukses Mengangkat Energi Asia
JAKARTA – Asian Games ke-18 ditutup dalam upacara meriah di tengah tekad Indonesia untuk menyelenggarakan Olimpiade 2032 dan dengan pujian “Sukses Bersejarah” dari Dewan Olimpiade Asia, OCA. Hujan lebat tak menyurutkan semangat banyak warga yang datang memenuhi Gelora Bung Karno untuk menyaksikan upacara penutupan.
Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah memberikan selamat kepada tuan rumah sebelum menyatakan Asian Games ditutup.
“Anda berhasil menyelenggarakannya. Anda membuat mimpi Asia, energi Asia menjadi kenyataan,” kata Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah, Presiden Dewan Olimpiade Asia kepada massa yang memenuhi Gelora Bung Karno.
“Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, energi Asia, merupakan sukses bersejarah,” tambahnya.
“Terima kasih Jakarta, Terima kasih Palembang…Langit menangis karena kami sangat sedih hari ini karena kami harus meninggalkan negaramu yang indah,” kata Sheikh Ahmad.
“Kami pulang dengan banyak kenangan, kenangan indah dalam pesta olahraga hebat ini. Kami tak akan pernah melupakannya, kamu akan selalu ada di hati kami,” tambahnya.
Ribuan atlet memakai poncho di tengah hujan deras dalam pesta olahraga terbesar di dunia setelah Olimpiade ini. Paling tidak 17.000 atlet dari 45 negara ikut serta.
Upacara penutupan disemarakkan dengan penampilan musisi dan penari dari Indonesia, India dan Korea Selatan dengan kembang api mewarnai langit.
Sejumlah pengamat mengatakan sebagian besar masalah, termasuk masalah tiket, dianggap minor dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta maaf dalam upacara penutupan.
Indonesia perlu menjaga momentum
Presiden Joko Widodo mengumumkan Sabtu (02/09) Indonesia akan mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032. Ketua Olimpiade Thomas Bach menyambut rencana ini namun memperingatkan Indonesia perlu menjaga energi positif yang ditimbulkan melalui penyelenggaraan Asian Games.
“Saya rasa penting bagi Indonesia untuk tetap menjaga momentum pesta olahraga ini,” kata Bach Minggu (02/09).
Indonesia menempati posisi keempat dalam perolehan medali Asian Games, dengan 31 medali emas, prestasi terbaik dalam sejarah. Pencak silat merebut medali terbanyak dengan 14 emas. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhak mengajukan cabang olahraga yang dipertandingkan dan mencantumkan pencak silat.
Cina menduduki tempat teratas dalam tahun ke-10 berturut-turut sejak Asian Games di New Delhi pada 1982 dengan 132 emas. Jepang di tempat kedua dengan 75 emas, sementara Korea Selatan dengan 49 medali emas.
Perenang Jepang Rikako Ikee, yang menjadi perempuan pertama yang meraih enam emas dalam pertandingan tunggal mendapat penghargaan atlet terbaik.
“Saya belum meraih gelar juara dunia, jadi itu tujuan saya berikutnya,” katanya Minggu (02/09).
Perenang berusia 18 tahun yang disebutkan akan menjadi wajah dalam Olimpiade Tokyo 2020, mencuri perhatian dari Olimpiade tiga kali asal Cina, Sun Yang dan juara bintang nomor kupu-kupu SIngapura Joseph Schooling.
Pemain sepakbola Liga Primer Inggris, Son Heung-min, membantu Korea Selatan meraih emas dengan mengalahkan Jepang di nomor final. Dengan meraih medali emas, ia dipastikan tak perlu ikut wajib militer di Korea Selatan. Taipan Michael Bambang Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia menjadi peraih medali emas tertua pada usia 78 tahun dalam pertandingan kartu bridge.
Banjir pujian media asing
Media asing di beberapa negara menurunkan laporan terkait pelaksanaan ajang olahraga Asian Games. Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah memberikan selamat kepada tuan rumah sebelum menyatakan Asian Games ditutup.
“Anda berhasil menyelenggarakannya. Anda membuat mimpi Asia, energi Asia menjadi kenyataan,” kata Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah, Presiden Dewan Olimpiade Asia kepada massa yang memenuhi Gelora Bung Karno.
“Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, energi Asia, merupakan sukses bersejarah,” tambahnya.
Beberapa media asing pun menurunkan laporannya terkait penutupan Asian Games dan pelaksanaan ajang olahraga ini secara keseluruhan. Salah satu berita yang ramai dibagikan oleh warganet berasal dari harian berbahasa Inggris di Hong Kong, South China Morning Post, yang menyebut bahwa, “(tuan rumah) Indonesia menyelenggarakan pertunjukan kelas dunia” di artikel berjudul “Indonesia menyelenggarakan Asian Games terbaik”.
“Ya, memang ada beberapa masalah logistik dan komunikasi, tapi ini juga akan Anda temukan di Olimpiade atau ajang olahraga besar lainnya — Asian Games telah menjadi ajang olahraga kedua terbesar di dunia…Terlepas dari kekhawatiran soal polusi, kemacetan dan bahwa Indonesia hanya memiliki tiga tahun persiapan untuk menyelenggarakan Asian Games, dua kota, Jakarta dan Palembang, boleh bangga akan pencapaian mereka.”
The Straits Times Singapura menulis, “Terima kasih Indonesia” dalam laporannya soal penutupan Asian Games.
“Sama dengan atlet, (Asian) Games butuh waktu untuk melakukan pemanasan, tapi ada beberapa hal yang tak terlupakan. Suara-suara di Istora saat (pertandingan) badminton, senyum para relawan, keramahan penduduk setempat dan keanggunan perenang Rikiko Ikee (yang meraih penghargaan MVP Asian Games),” tulis The Straits Times.
Channel News Asia juga menurunkan laporan dengan pesan serupa, bahwa “Indonesia telah membantah keraguan dengan menyelenggarakan Games yang lancar, dan dengan 17.000 atlet serta official, ini adalah ajang olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade.”
Sementara itu, situs berita The New Indian Express menurunkan laporn yang menyatakan bahwa “Indonesia mengagetkan banyak pihak yang meremehkan dengan menyelenggarakan Asian Games yang spektakuler.”
Situs berita India lainnya, Indian Express menulis artikel berjudul Magna Jakarta yang menyimpulkan bahwa “Indonesia, sebagai tuan rumah pengganti setelah Vietnam mundur, menyajikan Asian Games yang layak dikenang, atau bahkan malah sempurna.”
Presiden Jokowi kemudian menyatakan bahwa Indonesia ingin menyelenggarakan Olimpiade dan Olimpiade Paralimpik pada 2032. Pernyataan ini muncul setelah pertemuannya dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach pada Sabtu (1/9).
“Setelah pengalaman Asian Games yang luar biasa, kini kami yakin bahwa kami bisa menyelenggarakan acara olahraga yang terbesar,” kata Jokowi.
Bonus pelatih
Selain bonus uang, para peraih medali emas akan mendapatkan hadiah rumah. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono menyatakan akan membangunkan rumah tipe 36 dengan kisaran Rp Rp70 juta – Rp100 juta. Lepas dari atlet, para pelatih perorangan/ganda mendapatkan Rp450 juta untuk medali emas, Rp150 juta untuk perak, dan Rp75 juta untuk perunggu.
Para pelatih beregu mendapatkan Rp600 juta untuk emas, Rp200 juta untuk perak, dan Rp100 juta untuk perunggu. Sedangkan untuk setiap medali kedua dan seterusnya, para pelatih mendapatkan Rp225 juta untuk emas, Rp75 juta untuk perak, dan Rp37,5 juta untuk perunggu.
Untuk asisten pelatih perorangan/ganda mendapatkan Rp300 juta untuk emas, Rp100 juta untuk perak, dan Rp50 juta untuk perunggu. Para asisten pelatih beregu mendapatkan Rp375 juta untuk emas, Rp125 juta untuk perak, dan Rp62,5 juta untuk perunggu.
Setiap medali kedua dan seterusnya, para asisten pelatih mendapatkan Rp150 juta untuk emas, Rp50 juta untuk perak, dan Rp25 juta untuk perunggu.
Daftar Lengkap Atlet Indonesia Peraih Medali Asian Games 2018
Berkat perolehan 30 medali emas ini, Indonesia bertengger di posisi empat klasemen. Indonesia mengungguli Iran yang ada di posisi empat. Perolehan medali Indonesia kali ini sudah melampaui target. Sebelumnya, Indonesia hanya ditargetkan meraih 16 medali emas di Asian Games 2018.
Torehan 30 emas ini lebih baik ketimbang saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Ketika itu, Indonesia hanya meraih 11 medali emas. Pundi-pundi medali Indonesia masih bisa bertambah. Sejumlah atlet masih bertanding hari ini dan besok. Seperti cabang olahraga tinju, judo dan bridge.
Berikut daftar perolehan medali lengkap :
Emas
- Taekwondo (Defia Rosmaniar)
- Wushu (Lindswell Kwok)
- Cycling – MTB Downhill (Tiara Andini Prastika)
- Cycling – MTB Downhill (Khoiful Mukhib)
- Weightlifting (Eko Yuli Irawan)
- Paragliding (Hening Paradigma, Jony Efendi, Rony Pratama, Jafro Megawanto, Aris Apriansyah)
- Paragliding (Japro Megawanto)
- Sport Climbing (Aries Susanti Rahayu)
- Rowing (Tanzil Hadid, Muh. Yakin, Rio Rizki, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, Ardi Isadi, Ujang Hasbulloh)
- Tennis (Christoper Rungkat & Aldila Sudiaji)
- Karate (Arrosyiid Rizki Ardiansyah)
- Jetski (Aqsa Sutan Aswar)
- Pencak Silat (Puspa Arum Sari)
- Pencak Silat (Yola Primadona & Hendy)
- Pencak Silat (Nunu Nugraha, Asep Wildan Sani, Anggi Faisol Mubarok)
- Pencak Silat (Aji Bangkit Pamungkas)
- Pencak Silat (Komang Harik Adiputra)
- Pencak Silat (Iqbal Chandra)
- Pencak Silat (Sarah Tria Monita)
- Pencak Silat (Abdul Malik)
- Sport Climbing (Aries Susanti, Puji Lestari, Rajiah Salsabilah, Fitriani)
- Sport Climbing (Suprianto Rindi, Muhammad Inayah, Abudzar Yulianto, Leonardo Veddriq)
- Badminton (Johathan Christie)
- Badminton (Kevin Sanjaya Sukamuljo & Marcus Fernaldi Gideon)
- Pencak Silat (Sugianto)
- Pencak Silat (Sidan Wilantari & Ni Made Dwiyanti)
- Pencak Silat (Pramudita Yuristya, Lutfi Nurhasanah, Gina Tri Lestari)
- Pencak Silat (Pipit Kamelia)
- Pencak Silat (Hanifan Yudani)
- Pencak Silat (Wewey Wita)
Perak
- Wushu (Edgar Xavier Marvelo)
- Weightlifting (Sriwahyuni)
- Paragliding (Rika Wijayanti, Ike Ayu Wulandari, lis Andriana)
- Badminton (Anthony Ginting, Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Jonatan Christie dkk)
- Rowing (Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, Ardi Isadi)
- Sport Climbing (Puji Lestari)
- Rowing (Kakan Kusuma, Edwin Ginanjar Rudiana, Sulpianto, Memo)
- Jetski (Aero Sutan Aswar)
- Gymnastic (Rifda I)
- Shooting (Muhammad Sejahtera Dwi Putra)
- Cycling (I Gusti Bagus Saputra)
- Cano/Kayak (Alvonsina Monim, Stevani Maysche Ibo, Masripah, Shifa Garnika Nur Karim, Christian Kafolakari, Selvianti Devi Hidayat, Raudani Fitra, Astri Dwijayanti, Fazriah Nurbayan, Ramla B, Since Luthasova Yom, Ririn Puji Astuti)
- Atletik (Emilia Nova)
- Cano/TBR (Andri Sugiarto, dkk)
- Sport Climbing (Aspar Jailolo, Sabri, Pangeran Septo Wibowo Siburian, Muhammad Fajri Alfian)
- Archery (Diananda Choirunisa)
- Sepaktakraw (Herson Muhammad Saipul, Muhammad Hardiansyah, Nofrizal, Abdul Hakim Radjiu, Victoria Eka Prasetya)
- Badmiton (Muhammad Ardianto & Fajar Alfian)
- Beach Volleyball (Ade Candra Rachman & Mohammad Ashfiya)
- Skateboard (Jason Denis)
- Skateboard (Sanggoe Tanjung Darma)
- Soft Tennis (Albert Alexander Sie)
- Atletik (Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara dan Fadlin)
Perunggu
- Cycling – MTB Downhill (Nining Porwaningsih)
- Weightlifting (Surahmat bin Suwoto Wijoyo)
- Wushu (Achmad Hulaefi)
- Badminton (Greysia Polii, dkk)
- Sepaktakraw (Herson Muhammad, dkk)
- Wushu (Widiyanto Yusuf)
- Wushu (Riyaya P)
- Rowing (Julianti & Rokayah)
- Paragliding (Rika Wijayanti)
- Sport Climbing (Aspar Jailolo)
- Rowing (Chelsea Corputty, Wa Ode Fitri R, Julianti, Yayah Rokayah)
- Jetski (Aqsa Sutan Aswar)
- Gymnastic Artistic (Agus Prayoko)
- Sepaktakraw (Herson Muhammad, dkk)
- Cycling (Wiji Lestari)
- Karate (Ahmad Zigi Zaresta Yuda)
- Karate (Cokorda Istri Agung Sanistyarani)
- Pencak Silat (Rusdana Amri)
- Cano/TBR (Moch Taufan Wijaya, dkk)
- Bridge (Lusje Olha Bojoh, Tueje Julita Grace Joice, Lasut Marcella Elvitta Chyntia, Parasian Robert, Asbi Taufik Gautama, Mondigir Bill Roland Goerge)
- Bridge (Conny Eufke Sumampauw, Andhani Rury, Polii Bert Toar, Bambang Hartono, Karwur Franky Steven, Bojoh Jemmy Boyke)
- Karate (Jintar Simanjuntak)
- Atletik (Sapwaturahman)
- Badminton (Greysia Polii & Rahayu Apriyani)
- Badminton (Tontowi Ahmad & Liliana Natsir)
- Beach Volleyball (Dhita Juliana & Putu Dini Jasita Utami)
- Badminton (Anthony Sinisuka Ginting)
- Archery (Riau Ega Agata Salsabilla)
- Beach Volleyball (Gilang Ramadhan & Danangsyah Yudistira)
- Skateboard (Pevi Putra Permana)
- Soft Tennis (Prima Simpati Aji)
- Soft Tennis (Dwi Rahayu Pitri)
- Skateboard (Bunga Nyimas)
- Paragliding (Aris Apriansyah, Joni Efendi, Jafro Megawanto, Hening Paradigma, Roni Pratama)
- Paragliding (Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, Rika Wijayanti)
- Kurash (Shifa Khasani Najmu)
- Kano/Kayak (Riska Andriyani & Nur Meni) []