Awas, Jin Bisa Jatuh Cinta dan Masuk ke Tubuh Manusia, Berikut Ini Sebab dan Cara Menghindarinya
JAKARTA – Jin juga memiliki perasaan, sebagaimana layaknya manusia. Jin memiliki rasa cinta. Mereka juga melakukan hubungan suami istri dengan sesamanya.
Ada pula jin yang menyukai manusia. Mereka tertarik melakukan hubungan dengan manusia daripada dengan sebangsanya. Mereka akan terus mendekati manusia yang dicintai dan tidak akan membiarkannya pergi begitu saja darinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah mengingatkan:
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (manusia dan jin), (dan Allah berfirman), ‘Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.’ Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia, ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami (manusia) telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain (jin) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.’ Allah berfirman, ‘Neraka itulah tempat tinggal kamu semua, sedang kamu semua kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)’,” (QS. al An’am/6: 128).
Seperti dilansir dari Islampos.com, di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah juga mengutip perkataan al Hasan, “Arti sebagian jin dan manusia saling mendapat kesenangan satu sama lain, tidak lain ialah jin telah memerintahkan dan mempekerjakan manusia,” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir tentang Surah al An’am/6 ayat 128).
Sementara itu, Syaikh Abdur-Rahman bin Hasan Aalu asy Syaikh menukil penjelasan Imam Mula Ali al Qari, “Kesenangan yang didapatkan manusia dari jin ialah, ketika jin memenuhi kebutuhan manusia, menuruti perintah manusia dan memberikan informasi tentang hal-hal gaib.
Sedangkan kesenangan yang diperoleh jin dari manusia ialah, ketika manusia mengagung-agungkan jin, meminta perlindungan dan tunduk kepada jin,” (Lihat Fat-hul Majid Syarh Kitab at Tauhid, Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Aal asy Syaikh, Bab Minasy-Syirki al Isti’adzatu bi Ghairillah. Pembahasan ayat pertama, halaman 134).
Bisa dikatakan bahwa hubungan atau interaksi antara manusia dan jin bisa dalam bentuk pengagungan manusia kepada jin, dan jin merasa bangga dengan tindakan mereka. Bisa juga terjadi karena dorongan nafsu syahwat, sampai pada puncaknya, jin akan merasuk ke tubuh manusia itu.
Karena itulah menjadi kewaspadaan bagi manusia, terutama kaum wanita. Kenapa? karena jin sangat menyukai perempuan, terutama yang suka mengumbar aurat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu al-Fatawa mengatakan, “Jin merasuk ke dalam tubuh manusia, terkadang karena syahwat, hawa nafsu, atau jatuh cinta. Sebagaimana yang terjadi antara manusia dengan sesama manusia.”
Intinya, manusia sangat mungkin dicintai oleh jin, makhluk yang tidak kelihatan. Karena mereka melihat manusia, sementara normalnya manusia tidak bisa melihat jin.
Dilansir Sindonews.com dari buku Ensiklopedia Ruqyah karya Iding Sanus menyebutkan, jin terkadang mempunyai syahwat terhadap manusia hingga ia jatuh cinta pada seseorang.
Menurut Iding, orang yang dicintai bangsa jin lelaki ataupun perempuan biasanya amat sulit mendapatkan jodoh karena selalu dihalangi oleh jin tersebut. Setiap ia memasuki hubungan yang serius dengan seseorang dan merencanakan pernikahan, selalu akan putus dengan sebab yang tidak jelas.
“Bisa tiba-tiba ia hilang rasa dan rasa muak, bisa juga lawan jenisnya yang tiba-tiba menghilang tidak ada kabar beritanya lagi,” tulis Iding Sanus.
Menurutnya, jika wanita biasanya sering mimpi didatangi lelaki dalam mimpi dan sering melakukan hubungan suami istri dengan orang tersebut.
Demikain pula yang lelaki akan mengalami hal yang sama sering didatangi wanita di dalam mimpinya. Selanjutnya, dikutip dari Sindonews.com, berikut ini adalah cara menanggulangi kasus orang yang dicintai jin.
- Menolak dan memasang permusuhan dengan jin
Ada sebagian orang yang merasa bangga ketika dia dicintai jin. Bahkan dia anggap itu sebagai bagian dari kelebihan. Dia bangga ketika memiliki pacar dari golongan jin.
Jika ini terjadi, akan susah untuk disembuhkan, sementara dia sendiri menikmatinya. Ketika menolak, maka dia di posisi didzalimi jin. Sehingga yang menanggung semua dosa itu adalah si jin.
Ibnu Taimiyah mengatakan, jika mereka masuk ke tubuh manusia dengan sebab syahwat, hawa nafsu, dan jatuh cinta, maka ini termasuk tindakan keji (fahisyah) yang Allah haramkan. Sebagaimana itu juga diharamkan antar-manusia meskipun keduanya saling suka. Sehingga dosanya lebih berat jika itu dipaksa.
- Rutinkan amalan dan zikir yang mendekatkan diri kepada Allah
Seperti zikir pagi-petang, perlindungan yang Allah ajarkan (at-Tahshinah ar-Rabbaniyah) agar dijauhkan dari gangguan makhluk yang tampak maupun yang tidak tampak.
- Hindari tidur tidak berbusana
Pastikan ketika tidur, aurat antara leher sampai lutut tetap tertutup. Dan jika harus membuka aurat, pastikan sebelumnya membaca basmalah. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tabir penutup antara pandangan mata jin dengan aurat Bani Adam (manusia) adalah apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca: bismillah. (HR Ibnu Adi, at-Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath – al-Mathalib al-Aliyah, al-Hafidz Ibnu Hajar, no. 37).
- Berzikir sebelum tidur.
Untuk mendapatkan penjagaan Allah dari setan, selama kita dalam kondisi paling lemah yaitu ketika tidur.
- Menghindari maksiat
Ini termasuk bagian terpenting dalam menghindarkan diri dari gangguan jin. Karena orang yang sering lupa Allah, rajin maksiat, akan lebih mudah didekati setan.
Allah berfirman, “Barangsiapa yang berpaling dari peringatan ar-Rahman (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS az-Zukhruf: 36).
Berpaling dari peringatan Allah bisa bentuknya tidak beribadah kepada-Nya atau tidak mau mengamalkan peringatan Allah, yaitu Al-Qur’an.
- Belajar ilmu agama dan aqidah yang benar
Setan lebih takut kepada orang yang berilmu dari pada orang yang tidak paham ilmu agama. Terutama orang berilmu yang disiplin mengajak masyarakat kembali kepada kebenaran (berdakwah).
Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat garis dengan tangannya kemudian bersabda, ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan-kirinya, dan bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tidak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang mengajak orang untuk melewatinya.’ Selanjutnya beliau membaca firman Allah, “Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. (HR Ahmad 4437 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Siapa yang ingin mengikuti jalan lurus, harus memiliki panduan. Itulah ilmu yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam kepada para sahabatnya. Dengan panduan ini, dia tidak akan tersesat sehingga mengikuti jalannya setan. []