December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Badai El Nino Datang, Indonesia Waspada Cuaca Panas Ekstrim dan Bencana Kekeringan

2 min read

JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memproyeksi Indonesia akan mengalami El Nino pada 2023 dan menyebabkan potensi musim kemarau di Indonesia meningkat.

Plh Deputi Klimatologi BMKG, Urip Haryoko mengatakan berdasarkan pengamatan BMK terhadap suhu muka laut di Samudera Pasifik terdapat peluang terjadinya El Nino di Indonesia pada peridoe Juni 2023 dengan intensitas rendah hingga berat dan Efeknya beberapa wilayah alami musim kemarau dengan puncak sekitar bulan September.

Kondisi ini harus diwaspadai masyarakat terkait ancaman kekeringan hingga kebakaran lahan & hutan

Mengutip keterangan Plh Deputi Klimatologi BMKG, Urip Haryoko dalam Profit, CNBCIndonesia (Rabu, 31/05/2023) menyebutkan, kedatangan el nino akan berdampak langsung ke beberapa sektor, yang salah satunya adalah sektor pertanian.

Disamping itu, perlu juga mewaspadai adanya potensi kebakaran hutan.

Melihat hal tersebut, Urip menandaskan, perlunya maksimalisasi pengelolaan dan pendayagunaan infrastruktur terkait dengan kebutuhan air seperti waduk, bendungan dan sejenisnya.

Prediksi BMKG dan beberapa lembaga internasional, elnino yanga kan terjadi di Indonesia ini berada pada tingkat moderat.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkapkan, Indonesia pada tahun ini akan mengalami kekeringan panjang dampak dari El Nino. Diperkirakan, beberapa wilayah akan terdampak seperti di pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir mengatakan, untuk Sumatera Utara dengan adanya El Nino tidak akan terlalu terdampak kekeringan seperti wilayah-wilayah lainnya.

“Kita menghadapi secara umum di tahun ini kekeringan yang panjang yang dikenal dengan sebutan El Nino tentunya itu sangat mempengaruhi secara teorinya. Untuk Sumatera Utara terimbas hanya sedikit karena yang paling banyak adalah NTB, NTT, Bali, Jawa, sampai dengan Sumatera Selatan,” kata Tomsi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sumatera Utara, Rabu, 31 Mei 2023.

Meski Sumatera Utara tidak akan terdampak, Tomsi meminta agar lumbung-lumbung pangan di wilayah tersebut ikut membantu menstabilkan harga pangan.

“Oleh sebab itu sektor pertanian menjadi sangat penting, di mana kontribusi pertanian tersebut mampu memberikan andil Rp 2.428 triliun atu 12,40 persen terhadap PDB sebesar Rp 19.584,4 triliun,” ujarnya.

Menurutnya, sektor pertanian juga menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sebanyak 38 juta jiwa atau  26,87 persen dari total angkatan kerja Indonesia. []

Advertisement
Advertisement