February 22, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bagi Mereka Para Pelajar, Pendidikan Gratis Jauh Lebih Penting Ketimbang Makan Gratis

3 min read

JAKARTA – Baru-baru ini, Viral di media sosial rekaman yang menunjukkan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Nabire, Viktor Tebai menendang seorang siswa SMP yang terlibat demo menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat diamankan di Mapolres Nabire, Papua Tengah, Senin (17/2/2025).

Aksi Viktor menendang siswa bermula saat siswa SMP dan SMA yang menggelar demo digiring ke kantor polisi untuk diberi pemahaman dan edukasi.

Dalam video beredar, Viktor yang mengenakan pakai dinas tampak berbicara menggunakan pengeras suara untuk memberikan pengarahan. Siswa SMP dan SMA yang terlibat demo tampak duduk di depan Mapolres Nabire.

Viktor kemudian bertanya siapa siswa SMP dalam rombongan tersebut. Salah satu siswa yang mengenakan topi kemudian mengangkat tangan hingga dihampiri Viktor. Tiba-tiba Viktor terlihat menendang hingga menginjak siswa tersebut.

Pada awal pekan ini, massa siswa SMP dan SMA di Nabire menggelar demo menolak MBG, dan menuntut pendidikan.

“Mereka juga tidak menginginkan makan gratis, melainkan sekolah gratis. Menurut para pelajar tersebut, untuk makanan, orang tua mereka sudah menyiapkannya,” kata Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu kepada wartawan.

Sementara itu terkait rekaman video dugaan kekerasan terhadap siswa yang viral, Viktor akhirnya buka suara.

Dalam keterangannya, seperti dikutip dari detikSulsel, Viktor berdalih tidak berniat melakukan tindak kekerasan terhadap siswa. Namun, saat itu dia mengaku marah dan ingin menasihati siswa-siswa yang berdemo tersebut.

“Saya sebagai orang tua di dinas pendidikan yang berlatar belakang guru, dengan karakter saya sebagai orang pedalaman, pada kejadian tersebut memang saya ada marah dan menasehati,” kata Viktor dalam keterangannya dikutip, Selasa (18/2/2025).

Selain itu, Viktor membantah dia juga menginjak siswa selain menendangnya. Dia menilai video dan foto yang beredar yang menarasikannya menginjak siswa tidak sesuai konteks kejadian.

“Itu saya tidak berdiri lurus ke bawah baru menginjak, tetapi saya buang (sepak kaki) ke samping, lalu ujung sepatu itu saya kenakan ke seragam anak SMP itu,” klaimnya.

“Lalu, saya sambil mengatakan ke anak-anak tersebut bahwa, kalian anak SMP kenapa kamu gabung dengan adek-adek SD. Terjadi apa-apa itu nanti beban dada di orang tua, guru, sekolah dan lainnya,” ucap Viktor.

Viktor kembali mengaku salah dan meminta maaf atas perbuatannya yang diharapkan tidak terulang. Dia juga memastikan siswa yang terlibat sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

“Tindakan kasar yang saya buat itu mungkin salah tempat, waktu, sekali lagi saya mohon maaf. Yang jelas sejumlah pelajar yang melakukan aksi demo tersebut saya dan ibu kepala dinas memulangkan mereka dengan baik,” kata Viktor.

Pada Senin (17/2/2025) lalu Kadisdik Nabire Dina Pidjer mengatakan demo penolakan MBG itu terjadi karena kurangnya informasi yang didapat siswa. Pihaknya menuding siswa yang terlibat demo kerap absen sekolah saat sosialisasi dan edukasi terkait MBG.

“Sosialisasi MBG sudah sering kali dilakukan sosialisasi di lingkup sekolah. Mereka (pelajar) yang melakukan demo ini adalah anak-anak yang jarang hadir di sekolah sehingga tidak mendapatkan informasi dalam sosialisasi tersebut,” kata Dina di halaman Mapolres Nabire, awal pekan ini.

Sementara terkait tuntutan siswa agar memprioritaskan sekolah gratis, Dina belum berkomentar lebih jauh. Dia berdalih hanya menjalankan program pemerintah yang sudah ada.

“Untuk program sekolah gratis, kami belum bisa menjawabnya karena kami juga hanya menjalankan program yang sudah disusun oleh pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat,” imbuh Dina.

Dina memastikan para siswa yang menggelar demo menolak MBG sudah diberi pemahaman dan tidak akan mengulangi perbuatan. Siswa yang diamankan di Mapolres Nabire untuk diberi pemahaman akan dikembalikan ke sekolah.

“Pihak sekolah hanya memberikan edukasi dan arahan terkait kebijakan pemerintah. Namun, apabila hal ini terulang lagi dan melanggar hukum, sepenuhnya akan kami serahkan kepada pihak kepolisian untuk memprosesnya,” ujarnya.

“Kami juga mengimbau kepada orang tua wali murid untuk berperan penting memberikan edukasi dan arahan kepada anak-anaknya,” sambung Dina. []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply