Bahaya Mewarnai dan Me-rebonding Rambut pada Perempuan
HONG KONG – Sebuah penelitian baru mengungkapkan, perempuan yang sering menggunakan pewarna rambut dan pelurus kimia memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada perempuan yang tidak menggunakan produk rambut tersebut.
Studi ini dilakukan oleh Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan dan diterbitkan dalam International Journal of Cancer pada awal bulan ini, dan menemukan bahwa perempuan yang secara teratur menggunakan pewarna rambut permanen, 9% lebih mungkin kena kanker payudara daripada mereka yang tidak.
Penelitian ini menggunakan data dari 46.709 perempuan dalam Sister Study, yang mensurvei perempuan dari tahun 2003 hingga 2009, berusia antara 35 hingga 74 tahun dan memiliki saudara perempuan yang menderita kanker payudara.
Menurut American Cancer Society, penelitian telah meneliti hubungan yang mungkin antara penggunaan pewarna rambut dan kanker selama bertahun-tahun. Namun, hasilnya bervariasi.
“Para peneliti telah mempelajari hubungan yang mungkin antara pewarna rambut dan kanker untuk waktu yang lama, tetapi hasilnya tidak konsisten,” kata seorang peneliti Alexandra White, yang juga kepala Kelompok Lingkungan dan Kanker Epidemiologi NIEHS.
Studi terbaru ini mungkin tidak menyelesaikan ketidakkonsistenan, menurut salah satu pakar yang tidak berafiliasi dengan penelitian.
Megan Kruse, seorang ahli kanker payudara kanker Klinik Cleveland, mengatakan sampel penelitian dapat mempengaruhi hasil.
Dia mengatakan para perempuan ini sudah cenderung memiliki risiko mengembangkan kanker payudara karena sudah ada dalam sejarah keluarga mereka. “Saya pikir itu mungkin mengubah cara Anda melihat hasilnya,” katanya.
Kruse juga menekankan bahwa hasil ini hanya berlaku untuk pewarna rambut permanen – bukan pewarna rambut semi permanen atau sementara.
Para peneliti dalam penelitian ini juga menemukan perempuan Afrika-Amerika yang menggunakan pewarna permanen setiap lima hingga delapan minggu atau lebih, memiliki 60% peningkatan risiko kanker payudara dibandingkan dengan risiko 8% pada wanita kulit putih.
Penulis penelitian mencatat dalam temuan tersebut, bahwa mereka tidak bertanya kepada responden apa jenis produk pewarna rambut yang digunakan. Kruse menunjuk pada catatan penelitian yang mengatakan ini bisa menjadi penyebab perbedaan ras yang besar dalam hasil, karena perempuan kulit putih biasanya menggunakan produk rambut yang berbeda dari perempuan kulit berwarna.
Namun, pewarna rambut bukan satu-satunya produk rambut yang dianggap bisa menyebabkan kanker. Studi ini juga menemukan, perempuan yang menggunakan pelurus rambut kimia setidaknya setiap lima hingga delapan minggu, memiliki sekitar 30% lebih mungkin kena kanker payudara.
Meskipun pewarna rambut permanen dan kanker payudara punya keterkaitan, penulis penelitian mengingatkan temuan ini masih perlu direplikasi dalam penelitian lain sebelum mengambil tindakan.
“Kami terpapar pada banyak hal yang berpotensi berkontribusi terhadap kanker payudara, dan kecil kemungkinan faktor tunggal yang menyebabkan risiko tersebut,” kata rekan penulis dan kepala Epidemiologi NIEHS, Dale Sandler.
“Walaupun masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi tegas, menghindari bahan kimia ini mungkin satu hal lagi yang dapat dilakukan perempuan untuk mengurangi risiko kanker payudara.” []
Sumber : USA Today