April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Banyak Penganut Childfree-nya, Korea Selatan Menjadi Negara Dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia

2 min read
South Korean people in public area (Foto SCMP)

South Korean people in public area (Foto SCMP)

HONG KONG – Mengguritanya paham Childfree  di dunia juga melanda negara Korea Selatan. Negri ginseng ini kembali memecahkan rekornya sendiri sebagai negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.

Menurut data Statistik, pada Rabu (22/02/2023), jumlah rata-rata kelahiran bayi di Korea Selatan turun menjadi 0,78 pada 2022. Tahun sebelumnya 0,81.

Alasannya karena kaum muda di Korea Selatan merasa tidak ada kewajiban untuk memiliki keluarga.

Laman Aljazeera melaporkan, Rabu (22/02/2023), kaum muda melihat ketidakpastian pasar kerja yang suram, perumahan yang mahal, ketidaksetaraan gender dan sosial, tingkat mobilitas sosial yang rendah, serta biaya membesarkan anak yang besar di tengah masyarakat yang sangat kompetitif.

Perempuan Korea Selatan juga mengeluhkan budaya patriarki yang memaksa mereka untuk mengasuh anak sambil menanggung diskriminasi di tempat kerja.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol meluncurkan serangkaian tindakan untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di Korea Selatan pada Desember lalu.

Tindakan tersebut termasuk langkah-langkah untuk mendorong kelahiran anak dan menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja.

Pemerintah Korea Selatan juga berjanji untuk menyediakan perumahan harga terjangkau dan lebih banyak lapangan pekerjaan untuk kaum muda.

Angka kelahiran Korsel berada jauh di bawah Amerika Serikat dengan rata-rata 1,64 dan Jepang 1,33.

Rata-rata kesuburan tersebut merupakan angka terendah di antara negara-negara dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang memiliki rata-rata 1,59 pada 2020. Ibu kota Seoul mencatat angka kelahiran terendah di 0,59.

Tingkat kelahiran rendah ini memicu kekhawatiran penurunan populasi dapat merusak ekonomi Korea Selatan yang menduduki peringkat 10 terbesar di dunia.

Alasannya karena kekurangan tenaga kerja. Selain itu, dana kesejahteraan akan lebih banyak dikeluarkan serta jumlah pembayar pajak menyusut akibat jumlah orang tua yang meningkat.

Pemerintah Korea Selatan telah menghabiskan 280 triliun won (USD 210 miliar) selama 16 tahun terakhir untuk menaikkan angka kelahiran tetapi masih gagal. []

Advertisement
Advertisement