December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Banyak yang Kecewa, TGIPF Tragedi Kanjuruhan Tak Melibatkan Pihak Aremania

2 min read

MALANG –  Kelompok Pendukung Klub Arema, Aremania menyayangkan pembentukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang tak melibatkan mereka di dalamnya.

Mereka mengaku kecewa dengan komposisi TGIPF. Menurut Aremania, tak akan ada keadilan bila korban tak dilibatkan.

“Kami menuntut tim independen yang melibatkan tim Aremania di dalamnya. Tidak ada keadilan tanpa suara korban. Aremania dalam peristiwa ini adalah korban,” kata Sekjen Federasi KontraS, Andi Irvan saat mendampingi Aremania, Selasa (04/10/2022).

Karena itu, Aremania pun membentuk tim pencari fakta sendiri. Tim ini bekerja secara independen, salah satunya untuk memastikan data korban Tragedi Kanjuruhan Malang.

“Pasca peristiwa, kami prihatin semua pejabat ngomong data kematian tanpa verifikasi dan asal ngomong. Saya dengar 125 meninggal. Padahal ada 200 lebih. Minimal 190 sekian,” ucapnya.

Menurut dia data korban jiwa yang dipublikasikan pemerintah dan Polri yakni sebanyak 125 jiwa bukanlah jumlah yang sebenarnya. Mereka menduga ada selisih data.

Salah satu perwakilan Aremania Dadang Indarto menyebut dari temuan awal yang dimiliki organisasinya, jumlah korban meninggal dunia tragedi Stadion Kanjuruhan bisa lebih dari 200 orang.

“Kalau data yang dikeluarkan pemerintah sekarang 125 korban meninggal dunia, kami memperkirakan itu lebih. Kalau menurut perkiraan kami di atas 200 [orang],” ujar Dadang di Malang, Senin (03/10/2022).

Dadang mengatakan perkiraan angka itu adalah temuan awal setelah pihaknya mendapatkan informasi dari Aremania Malang Raya dan sekitarnya.

Atas dasar ini, Aremania pun membentuk tim independen pencari fakta, yang bertugas mengumpulkan data kematian korban dari seluruh wilayah.

“Kami membentuk Tim Aremania Pencari Fakta, itu nantinya akan kami sinkronkan. Kami akan komunikasi antardaerah bukan hanya di Malang Raya saja. Dari Banyuwangi, Madiun, Pasuruan, Blitar, Kediri dan Jombang,” ujarnya.[]

Advertisement
Advertisement