April 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bayi full ASI kelak lebih mahir mengelola stres

3 min read

Manfaat menyusui untuk kesehatan fisik dan mental telah lama diketahui. Penelitian yang terus berlanjut menemukan fakta-fakta baru tentang keajaiban air susu ibu (ASI).

Yang terbaru, sebuah penelitian menemukan bayi yang diberi ASI mungkin mengalami lebih sedikit stres di kemudian hari. Perubahan genetik yang disebabkan karena aktivitas menyusui dapat membuat anak-anak lebih mahir mengelola stres.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi September 2018 ini mengamati 40 bayi sehat dan ibu mereka. Setengah dari ibu-ibu ini menyusui anak selama lima bulan pertama kehidupan dan setengah lainnya tidak.

Tim peneliti dipimpin oleh Barry M. Lester Ph.D., direktur Women & Infants Hospital’s Brown Center di Rumah Sakit untuk Studi Anak-anak Berisiko. Selain itu juga ada profesor psikiatri dan pediatri di The Warren Alpert Medical School of Brown University, dan anggota Care New England Medical Group.

Bersama-sama mereka mengamati tingkat kortisol bayi untuk menentukan kemampuan mereka mengelola stres.

Mereka menemukan tingkatan yang berbeda antara bayi yang diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula. “Apa yang kami temukan adalah bahwa pengasuhan ibu mengubah aktivitas gen pada bayi yang mengatur respons fisiologis bayi terhadap stres, khususnya pelepasan hormon kortisol,” jelas Dr. Lester.

Lester menjelaskan, perbedaan tingkat stres antara satu bayi dan lainnya adalah hasil dari perubahan genetik.

Menyusui dikaitkan dengan penurunan metilasi DNA dan penurunan reaktivitas kortisol pada bayi. Dengan kata lain, ada perubahan epigenetik pada bayi yang mendapat ASI, yang mengakibatkan berkurangnya stres dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI.

Mengutip Parents, selain bermanfaat dalam manajemen stres, menyusui juga punya sejumlah manfaat. Di antaranya mengurangi risiko bayi terjangkit sejumlah virus, infeksi saluran kemih, penyakit radang usus, gastroenteritis, infeksi telinga, dan infeksi saluran pernapasan.

Ahli nutrisi bayi Ruth A. Lawrence, M.D., seorang profesor pediatri dan OB-GYN di University of Rochester School of Medicine and Dentistry di Rochester, New York mengatakan, bayi yang diberi susu formula punya kemungkinan mengalami infeksi telinga tiga kali lebih besar dan kemungkinan menderita pneumonia serta infeksi saluran pernapasan bawah lima kali lebih besar.

Lawrence menuturkan, “Kejadian pneumonia, pilek, dan virus berkurang di kalangan bayi yang disusui,” kata Lawrence yang juga menulis buku Breastfeeding: A Guide for the Medical Profession.

Bayi ASI juga lebih kecil kemungkinannya harus mengenakan kacamata dan kawat gigi di kemudian hari.

Mama Natural melaporkan, ini karena bayi ASI mengalami perkembangan otot wajah yang lebih baik lantaran gerakan mengisap payudara ibu. Sementara bayi yang diberi susu formula punya kemungkinan lebih besar membutuhkan bantuan ortodontik di kemudian hari karena keselarasan rahangnya tak sebaik bayi ASI.

ASI juga dapat membantu mencegah kerusakan gigi. Selain itu, bayi ASI umumnya memiliki perkembangan visual yang superior, khususnya pada bayi prematur. DHA dalam ASI adalah kunci untuk perkembangan retina yang menjelaskan perbedaannya pada bayi yang minum susu formula.

Manfaat pemberian ASI bagi bayi tidak berhenti sampai di situ. Biasanya mereka juga memiliki risiko sudden infant death syndrome (SIDS) yang jauh lebih rendah.

Sebuah penelitian, yang diterbitkan di jurnal Pediatrics mengamati delapan studi internasional mengenai menyusui dan SIDS. Peneliti menyelisik data lebih dari 2.200 kasus SIDS dan 6.800 kasus bayi yang bertahan hidup.

Peneliti menemukan, menyusui selama dua hingga empat bulan mengurangi risiko SIDS hingga 40 persen. Menyusui selama empat sampai enam bulan mengurangi risiko hingga 60 persen. Menyusui lebih dari enam bulan menabrak risiko berkurang hingga 64 persen, sementara menyusui selama kurang dari dua bulan tidak memberikan perlindungan.

Sejauh ini tidak dapat disangkal bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Baik diberikan lewat botol maupun payudara.

Berbagai penelitian seperti disebutkan dalam artikel ini akan membantu perempuan untuk lebih memahami, sejauh mana menyusui dapat bermanfaat bagi anak-anak mereka.[]

Advertisement
Advertisement