April 17, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Update Korban Gempa dan Tsunami Sulawesi : 1.203 Korban Meninggal, Ribuan Orang Masih Tertimbun Reruntuhan

3 min read

Didekat tumpukan mayat, dua pria ini hanya bisa menangis pilu mendapati anak istrinya menjadi korban meninggal dunia sedangkan mereka tak mampu menyelamatkan

PALU – Berdasarkan data yang diperoleh tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) di lapangan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Donggala-Palu Sulawesi Tengah bertambah menjadi 1.203 orang.

Rincian data korban yang didapat dari tim ACT di lapangan adalah sebagai berikut  :

  1. Kelurahan Petobo 700 orang
  2. RS Wirabuana 10 orang
  3. RS Undata 201 orang
  4. Masjid Raya 50 orang
  5. RS Bhayangkara 161 orang
  6. Kecamatan Tawaeli 35 orang
  7. Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang
  8. Kelurahan Kawatuna 5 orang
  9. Pos Pol PP 7 orang
  10. RS Madani 32 orang.

Tercatat juga, korban luka ada 799 orang, korban hilang 99 orang, korban tertimbun 152 orang, bangunan rusak 65.733 unit, sarana Ibadah 99 unit, sekolah 143, rumah sakit 2 unit, dan jembatan 6 unit.

Untuk kekuatan personel, TNI menerjunkan 2.214 prajurit, Polri 957 personel, pihak atau tim Pemerintah Daerah (Pemda) 136 orang, dan terdata ada 83 relawan.

 

Ribuan Orang Diduga Masih Tertimbun

Diduga 900 kepala keluarga di Perumnas Balaroa di Palu Barat, Sulawesi Tengah, menjadi korban gempa bumi dan tsunami. Selain itu, sekitar 744 unit rumah di Kelurahan Petobo, Palu Selatan, tertimbun lumpur akibat gempa. BNPB mengatakan, kerusakan di dua lokasi tersebut paling parah akibat gempa 7,4 SR yang mengguncang pada hari Jumat (28/9/2018).

Dinukil dari Kompas.com, berikut fakta-fakta yang ditemukan :

  1. Perumahan Di Balaroa seperti hilang ditelan bumi

Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kota Palu, hampir seluruh rumah dan fasilitas publik di wilayag tersebut tertimbun tanah. Diduga ada sekitar 900 kepala keluarga yang tinggal di kawasan itu. Tanah di perumahan tersebut juga amblas sedalam sekitar 20 meter. Lurah Balaroa, Rahmatsyah, membenakan, kawasan permukiman itu menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena gempa. Sementara itu, menurut BPBD Kota Palu, petugas terus berusaha melakukan evakuasi dan pendataan jumlah total korban.  “Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah,” kata Kepala BPBD Kota Palu, Fresly Tampubolon di Senin (1/10/2018). Untuk sementara, jumlah korban di Perumnas Balaroa tercatat 90 warga yang tertimbun reruntuhan rumah.

  1. Fenomena likuifaksi membuat ratusan rumah di Petobo tertimbun lumpur

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ada sekitar 744 unit rumah di Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah tertimbun lumpur akibat gempa bumi. Menurut Sutopo, fenomena tanah yang berubah menjadi lumpur dan kehilangan kekuatan disebut likuifaksi.  Efek likuifaksi tersebut seolah-olah membuat perumahan di Petobo terkesan hanyut dan ditelan bumi. Hal itu disebabkan oleh massa dan volume lumpur yang keluar dalam jumlah besar saat gempa. “Ada lebih kurang 744 unit rumah yang tertimbun oleh material lumpur,” kata Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018). BNPB juga memperkirakan ada ratusan korban yang ikut tertimbun dalam material lumpur tersebut.

  1. Belum ada bantuan dari pemerintah di Perumnas Balaroa

Tim SAR sudah berhasil mengevakuasi ratusan korban meninggal dunia di Perumnas Balaroa. Minimnua alat berat menjadi kendala evakuasi para korban. “Ada 90 sampai 100-an orang sudah dipastikan meninggal dunia berdasarkan laporan warga. Diperkirakan masih banyak lagi korban. Ratusan bahkan ribuan warga tertimbun yang tidak bisa kami angkat,” kata Rahmatsyah, Lurah Balaroa kepada Metro TV, Senin (1/10/2018) pagi. Selain itu, pada hari keempat bencana gempa bumi, pengungsi di Kelurahan Balaroa belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah. “Penanganan sampai sekarang dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat belum ada sama sekali yang hadir. Kami butuh sekali logistik, tenda, air, kantung mayat, sepertinya mayat ada ratusan,” katanya.

  1. Kendala evakuasi korban di Kelurahan Petobo

Kondisi di Kelurahan Petobo yang terkena efek likuifaksi juga memberikan kendala. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, proses evakuasi di lokasi tersebut dinilai sulit. Namun, Sutopo memastikan tim gabungan akan terus berjuang mengevakuasi korban yang tertimbun. “Proses evakuasi sangat sulit. Kalau rumah tertimbun longsor masih relatif mudah, tetapi dalam kondisi di Petobo ini cukup sulit dilakukan evakuasi,” paparnya. Sementara itu, Sutopo menjelaskan terkait jumlah korban akibat gempa bumi Donggala dan tsunami Palu. “Jumlah korban terus bergerak dinamis dan banyak versi data. Jadi kami mohon tetap merujuk pada data BNPB,” kata Sutopo.[]

UPDATE :

Tambah 31, Jumlah Korban Meninggal Menjadi 1.234, Ratusan Terluka dan Ribuan Mengungsi

 

Advertisement
Advertisement