April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bebas dari Penjara, Profesor Pengedit Gen Bayi Akan Bekerja di Hong Kong

2 min read

HONG KONG – Seorang ilmuwan China yang memicu debat etika medis lima tahun lalu karena mengklaim bahwa ia membuat bayi pertama yang diedit secara genetik mengatakan pada hari Selasa (21/02/2023) bahwa ia berharap untuk meneliti penyakit keturunan yang langka di Hong Kong.

He Jiankui mengejutkan dunia pada tahun 2018 ketika ia mengumumkan telah mengubah embrio gadis kembar, dengan banyak komunitas ilmiah mengkritik karyanya sebagai tidak etis. Ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan China daratan pada tahun 2019 karena melakukan praktik kedokteran tanpa izin dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dengan denda 3 juta yuan ($445.000).

Sepuluh bulan setelah pembebasannya, ia mengumumkan di Beijing pada hari Selasa bahwa dia telah diberi visa Hong Kong dan berhubungan dengan universitas, lembaga penelitian dan perusahaan di pusat keuangan itu.

Ia mengatakan ia akan mempertimbangkan untuk bekerja di Hong Kong jika ada kesempatan yang tepat, dan ia berencana untuk meneliti terapi gen untuk penyakit keturunan yang langka.

“Penelitian ilmiah saya akan mematuhi kode etik dan konsensus internasional tentang penelitian ilmiah,” katanya dalam konferensi pers.

Pengumumannya pada tahun 2018 memicu perdebatan global tentang etika pengeditan gen. Dalam wawancara dengan Associated Press, ia mengatakan telah menggunakan alat yang disebut CRISPR-cas9 untuk mencoba menonaktifkan gen yang memungkinkan HIV memasuki sel dalam upaya memberi bayi kemampuan untuk melawan AIDS.

Alat CRISPR-cas9 telah diuji di tempat lain pada orang dewasa untuk mengobati penyakit, tetapi banyak komunitas ilmiah mengkritik karya He sebagai tidak perlu secara medis dan tidak etis karena perubahan genetik apa pun dapat diturunkan ke generasi mendatang.

Saat memvonisnya pada tahun 2019, pengadilan China di Shenzhen mengatakan ia belum memiliki kualifikasi sebagai dokter, mengejar ketenaran dan keuntungan, dengan sengaja melanggar etika kedokteran. Pengadilan itu juga mengkonfirmasi kelahiran ketiga, dengan mengatakan proyeknya melibatkan tiga bayi yang diedit secara genetik yang lahir dari dua perempuan.

Ia dibebaskan April lalu dan diundang untuk berbicara di Universitas Oxford bulan depan. Namun ia menulis di Twitter bulan ini bahwa dia belum siap untuk membicarakan pengalamannya selama tiga tahun terakhir dan memutuskan untuk membatalkan kunjungan tersebut. []

Advertisement
Advertisement