Begini Cara Polisi Menemukan Pelaku Pembunuh Calon PMI Hong Kong Asal Bantul
BANTUL – Penyidik dari Ditreskrimum Polda DIY mengungkap misteri kasus pembunuhan terhadap seorang janda bernama Sri Utami di Kabupaten Sleman pada 4 Februari 2013. Mayat korban ditemukan di kebun salak Dusun Kemput, Candibinangun, Pakem.
Ketika pertama kali ditemukan, perempuan asal Dlingo, Kabupaten Bantul, kelahiran 1980 itu memiliki sejumlah luka sehingga diduga kuat merupakan korban pembunuhan.
Pengungkapan kasus ini bermula ketika Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudi Satria membuka berkas kasus ini sekitar 6-8 bulan lalu. Selama 7 tahun, mayat Sri Utami tidak diketahui identitasnya.
“Ini pengungkapan perkara pembunuhan yang terjadi 7 tahun lalu, tepatnya 4 Februari 2013 di wilayah Polsek Pakem. Saat itu ditemukan jenazah di kebun salak dan pelaku tidak diketahui saat itu,” kata Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto saat membuka jumpa pers di Mapolda DIY, Kamis (03/12/2020).
“Baru tertangkap kemarin. Hari ini ada di depan rekan-rekan pelakunya,” tambah dia.
Burkan Rudi menjelaskan, kronologi kasus pembunuhan pada 4 Februari 2013 itu terjadi ketika seorang petani bernama Sarjono mencium bau busuk ketika akan memetik salak.
Dia kemudian mencari sumber bau itu dan menemukan sesosok mayat berdaster dengan luka di leher, kepala, serta darah mengucur dari mulut, telinga, dan kaki.
“Dari situ, bapak itu melaporkan ke polsek dan lakukan penyelidikan,” kata Burkan.
7 Tahun Hilang, Dikira Sudah di Hong Kong, PMI Asal Sleman Ternyata Menjadi Korban Pembunuhan
Namun saat itu polisi kesulitan karena identitas korban tidak diketemukan. Selain itu, kondisi korban juga sudah rusak. Sampai akhirnya setelah autopsi dan dimakamkan, identitas korban belum juga diketahui.
“Kita 7 tahun tidak tahu identitas korban karena kondisi rusak. Akhirnya penyelidikan gabungan Polsek Pakem, Polres Sleman, dan Polda DIY selama 6 bulan kerja keras menemukan petunjuk yang mengarah pelaku,” ucap Burkan.
Burkan menjelaskan, ketika kembali melakukan penyelidikan kasus ini dirinya membuka berkas-berkas lama hingga kembali meminta keterangan saksi. Dari situ, polisi memperoleh petunjuk kecil yang bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Petunjuknya motor sport bukan keluaran Jepang. Ketemuan Bajaj Pulsar. Saat itu ada informasi pelatnya AG,” katanya.
Dengan upaya keras, akhirnya ditemukan petunjuk identitas kendaraan itu adalah AG 4139 FQ dengan alamat di Kediri, Jawa Timur. Tim kemudian diberangkatkan ke Jawa Timur untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Muncul kandidat tersangka atas nama inisial EDP. Laki-laki kelahiran 1981 alamat Dawuhan Kidul, Kediri. Kita tangkap yang bersangkutan di Sidoarjo,” ujar Burkan.
Tertangkapnya EDP menjadi awal terkuaknya identitas korban. Awalnya tersangka hanya bilang korban yang dia bunuh adalah Sri, alamat Imogiri, Bantul. Dengan berbagai pengembangan akhirnya diketahui identitas lengkap adalah Sri Utami alamat Dlingo, Kabupaten Bantul.
“Janda anaknya 2. Modusnya dipukul pakai helm, dicekik, dibenturkan ke batu, dan diinjak sampai meninggal dunia. Berdasarkan keterangan ini direncanakan pelaku membunuh korban,” jelas Burkan.
Pelaku Nekat Membunuh Janda karena Cemburu
Pelaku yang hingga kini masih lajang itu mengakui dirinya memiliki hubungan asmara dengan korban. Dia cemburu dan gelap mata hingga akhirnya nekat membunuh korban.
“Motif ada kecemburuan. Cemburu, jadi sering dibanding-bandingkan laki-laki lain. Diduga kuat asmara,” katanya.
Burkan menuturkan, kemungkinan besar pelaku sudah merasa aman lantaran 7 tahun kasusnya tak terbongkar. Dia yang dulu bekerja di Yogyakarta merasa semakin aman setelah pindah ke Sidoarjo dan bekerja sebagai penjual wayang.
“Pelaku sempat kecantol paku saat penangkapan. Mungkin kaget karena sebelumnya merasa aman,” katanya.
“Pelaku terancam pasal 338 dan 340,” ujarnya.
Dari kasus ini polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti motor Bajaj Pulsar yang digunakan pelaku, helm full face yang digunakan untuk memukul, dan kaca helm.
Lebih lanjut, Burkan menjelaskan keluarga korban ini memang tidak pernah membuat laporan kehilangan ke kepolisian. Keluarga hanya menganggap Sri memang pergi dari rumah.
“Sampai dikubur tidak ada keluarga mencari, sampai kemarin ditemukan, tidak ada yang mencari,” tutup dia. []