Berhenti Gunakan Kata Sunnah Rasul Di Malam Jumat
JAKARTA – Sunnah Rasul dalam pandangan syariat adalah sikap, tindakan, aktifitas, ucapan dan cara Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam menjalani hidupnya. Namun perkataan ” Sunnah Rasul” sering kita dengar kalau hari kamis malam atau malam Jumat.
Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah “ Sunnah Rasul” sering terdengar dan populer diartikan dari hubungan suami istri atau. Apakah latar belakang penyebutan Sunnah Rasul menjadi sebuah aktifitas seks? Benarkah malam Jumat sebagai malam yang dianjurkan untuk berhubungan seksual?
Ada perkataan yang dianggap sebagai hadits:
Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi. (Dalam hadits yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi)
Ustadz Abdullah Zaen, M.A, mengatakan belum pernah menemukan ayat Alquran atau hadis sahih yang menunjukkan anjuran tersebut. Jika ada yang menyampaikan hal tersebut maka dia diminta untuk menyampaikan dalil.
“pagi-pagi dan mendapatkan awal khotbah, dia berjalan dan tidak berkendaraan, dia mendekat ke imam, diam, serta berkonsentrasi mendengarkan khotbah maka setiap langkah kakinya dinilai sebagaimana pahala amalnya setahun.” (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Imam An-Nawawi dan Syekh Al-Albani)
Lalu sebenarnya sunnah apa yang dilakukan Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam di malam/hari Jumat? Sunnah Rasul untuk dilakukan pada malam/hari Jumat, diantaranya:
- Memperbanyak membaca Shalawat
Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam, Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari Jumat karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku. (HR. Baihaqi)
- Membaca Al Quran khususnya surat Al Kahfi.
Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam,: Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jumat. (HR. Al Hakim). Tentu saja lebih baik lagi jika dikaji dan ditadabburi ayat-ayatnya.
- Memperbanyak doa
Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam bersabda, Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ashar. (HR. Abu Dawud)
- Shalat Jumat
Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam bersabda, Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit. (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
Faqihnya sahabat yang bernama Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu pernah ditanya tentang hukum rintihan serta desahan waktu berjimak. Beliau menjawab: “Apabila Anda menjimak istrimu, berbuatlah sesukamu.”
Hal itu juga termaktub dalam firman Allah di Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 223 yang berbunyi:
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.”
Intinya adalah para sahabat ternyata membolehkan rintihan serta desahan waktu bercinta. Walau demikian, pasutri perlu memastikan supaya nada mereka ketika berjimak tidak sampai terdengar orang lain, termasuk anak-anaknya.
Kesimpulan dan pembahasan
Terlepas dari itu semua, kesimpulannya ada di tangan masing-masing pasutri. Asal mendesah, merintih, atau meringkih dengan pasangan halal dan jangan sampai mengganggu orang lain. []
Sumber Islamic Base