Bersaing yang Disukai Allah
JAKARTA – Berlomba-lomba dalam kebaikan atau dalam bahasa Arab disebut Fastabiqul khairat merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Amalan inilah yang akan memberatkan timbangan kebaikan kelak di akhirat.
Fastabiqul khairat secara bahasa dapat diartikan sebagai bersegera mentaati, menerima, dan mengikuti perintah atau syariat Allah SWT. Kalimat ini memberikan sebuah pemahaman tentang prinsip keimanan dalam diri seorang Muslim seperti bersegera, berlomba, serta berusaha menjadi yang terdepan dalam melaksanakan ketaatan dan meraih ridho Allah SWT.
Dilansir dari kumparan.com, Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk selalu berlomba dalam kebaikan. Berkompetisi yang disukai oleh Allah Ta’ala, seperti yang dituliskan HR. Muslim.
“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa jadi mukmin, paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.”
Fastabiqul khairat termasuk salah satu ciri dari orang yang beriman. Dikutip detik.com dari buku Sunnah-sunnah Kecil Berpahala Besar oleh Muhammad Safrodin, orang-orang yang beriman terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu golongan orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, orang yang sedang (muqtasidun), dan orang yang menganiaya diri sendiri (zhalimu linafsihi).
Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 148. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al Baqarah: 148)
Dalam Syarah Hadis Arbain Imam An-Nawawi dijelaskan, berlomba-lomba dalam menambah amal shalih ini merupakan sesuatu yang disyariatkan dan dianjurkan bagi setiap Muslim. Berdasarkan riwayat Abu Dzar RA, pada zaman Rasulullah SAW sempat terjadi persaingan di antara umat Islam dalam melakukan kebaikan. Namun, Rasulullah SAW tampak menyikapinya dengan sangat bijak.
Orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin dan sebagian Anshar dengan kondisi yang sama merasa bahwa kemampuan untuk melakukan dan memperbanyak kebaikan sangat terbatas karena tidak memiliki harta untuk sedekah.
Mereka lalu bertanya kepada Rasulullah SAW. Nabi SAW paham betul ambisi dan kerinduan kaumnya itu untuk mencapai derajat tinggi di sisi Allah SWT, beliau lalu mengobati jiwa mereka dengan memperlihatkan begitu luasnya pintu-pintu kebaikan.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa terdapat amal-amal lain yang pahalanya sama dengan orang bersedekah. Setiap orang memiliki keutamaan sesuai dengan kemampuannya. Sebagaimana firman-Nya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqarah: 286).
Dalil tentang Fastabikul Khairat
Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan tertuang jelas dalam Al Quran. Beberapa dalil yang menjelaskan tentang perintah serta balasan bagi orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, termasuk mendapatkan ampunan Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an:
- Surat Al Baqarah Ayat 148
Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al Baqarah: 148)
- Surat Al Maidah Ayat 48
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (QS. Al Maidah: 48).
- Surat Al Hadid Ayat 21
Artinya: “Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadid: 21).
- Surat Al Muthaffifin Ayat 22-26
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel),laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthaffifin: 22-26).
Manfaat Fastabiqul Khairat bagi Umat Islam:
Dilansir dari kumparan.com, berikut ini manfaat berlomba-lomba dalam kebaikan:
- Waktu Tidak Terbuang Sia-Sia
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk terus bergerak mengerjakan sesuatu agar waktu dapat digunakan sebaik-baiknya, sehingga tak ada waktunya yang sia-sia. Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Insyirah ayat 7 berfirman:
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”
- Menyalurkan Energi pada Kegiatan Positif
Ketika umat Muslim terbiasa untuk melakukan perbuatan baik, mereka senantiasa memiliki energi yang dapat tersalurkan kepada kegiatan positif.
- Terhindar dari Godaan Setan
Setan memiliki banyak cara untuk menggoda manusia agar berpaling dari Allah SWT. Oleh karena itu, ketika umat Muslim memilih untuk berlomba dalam kebaikan, fokus mereka teralihkan kepada hal-hal baik dan tidak akan tergoda oleh bujuk rayu setan. []