Bertambah 17, Per Hari Ini Jumlah Korban Meninggal Sebanyak 1.424
PALU – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047 jenazah yang telah diidentifikasi, dimakamkan massal.
“Sampai siang ini, 1.424 orang meninggal dunia. Perinciannya di Donggala 144 orang, di Palu 1.203 orang, Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu Sulawesi Barat 1 orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Sutopo mengatakan, sebanyak 2.549 korban luka berat akibat gempa dan tsunami sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit di Kota Palu dan di luar Palu. Sementara itu, korban hilang mencapai 113 orang.
Hingga kini, kata dia, proses evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami di Sulteng masih terus dilakukan. Sutopo menambahkan jumlah pengungsi mencapai 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik.
80 persen korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah membutuhkan penanganan ortopedi
Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr Adib Khumaidi, SpOT beserta sejumlah tim medis IDI yang tergabung di berbagai organisasi turun langsung menangani korban gempa dan tsunami. Mereka berangkat pada Rabu (3/10).
Menggunakan pesawat hercules C130 dari TNI AU yang berangkat dari Lanud TNI AU Makassar, tim PB IDI membawa bantuan perlengkapan untuk operasi ortopedi beserta obat-obatan yang dibutuhkan.
Setiba di RS Undata Palu, tim PB IDI segera melakukan koordinasi gabungan dengan pemerintah dan NGO terkait alur pelayanan dan kondisi di lokasi bencana.
“Kami sudah menerima laporan tim Aju sehingga setiba disini (Palu), tim IDI dapat segera melakukan tindakan untuk meminimalkan risiko bagi para korban gempa dan tsunami,” ujar dr Adib yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Kamis (4/10).
Saat ini, dengan bantuan banyak pihak, Mobile Clinic dan RSUD di Palu sudah siap digunakan beserta ketersediaan logistik obat-obatan.
“PB IDI beserta Baznas akan membuat pos medis di bandara yang berfungsi untuk menscreening kondisi pasien yang meninggalkan atau kembali ke Palu,” katanya.
Sebelumnya, pada H+1 gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, IDI bersama dengan TNI menurunkan tim medis dengan membawa bantuan medis melalui berbagai jalur, yakni udara, darat melalui Mamuju, serta laut. Mereka juga mengerahkan RS Terapung, salah satunya KRI dr Soeharso saat ini telah berlabuh di Pelabuhan Palu.
“Sementara itu RS Terapung Ksatria Airlangga yang bertolak dari Kepulauan Alor dan Banda Neira dipastikan akan berlabuh hari ini di Donggala untuk menangani kondisi korban bencana di daerah tersebut,” jelas dia.[]