BP2MI Himbau Pekerja Migran Agar Hati-Hati Memilih Moda Transportasi
JAKARTA – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Serang, Lismia Elita menyatakan bahwa BP2MI tidak menyediakan angkutan travel untuk memulangkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke daerah asal.
“Kepada PMI yang baru pulang dari negara penempatan dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, kami himbau untuk berhati-hati dalam memilih moda transportasi atau travel untuk pulang ke daerah asal demi bisa berkumpul kembali dengan keluarga di rumah,” jelas Lismia, Jumat (22/5/2020).
Ia menambahkan, tentunya saat ini para pekerja migran mengalami perjuangan berat bergelut dalam keadaan masa pandemi COVID-19 ini. UPT BP2MI Serang saat ini tidak menyediakan angkutan untuk PMI dan tidak ada sangkut pautnya dengan keberadaan travel.
“Semua petugas BP2MI dilapangan dilengkapi tanda pengenalnya seperti pin dan rompi, apabila ada yang pake pengenal tersebut terlibat kami akan tindak tegas,” paparnya.
Seperti peristiwa yang dialami oleh pekerja migran yang hendak pulang ke Jawa Timur pada Kamis malam (22/5) lalu. Ada pekerja migran dipatok dengan tarif sebesar 800 ribu rupiah per orang dengan spesifikasi kendaraan berupa mini bus. Saat itu, terdapat 10 orang yang juga ingin pulang ke kampung halaman, jadi total yang harus dibayar kepada driver adalah 8 juta rupiah. Jumlah yang cukup fantastis, sebuah ajang mencari kesempatan dibalik kesempitan.
“Dinamika kondisi ini tentunya juga menyemaikan bibit-bibit permasalahan baru. Misalnya, menjamurnya travel yang mengatasnamakan institusi BP2MI. BP2MI menyarankan agar PMI tidak memilih angkutan yang tidak resmi saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta,” ujarnya.
Semenjak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lanjut Lismia, transportasi umum menjadi hal yang langka. Padahal, pekerja migran ini berasal dari seluruh wilayah yang tersebar di tanah air. Kesulitan inilah yang dimanfaatkan oleh travel untuk menawarkan jasanya. Satu hal yang pasti, mereka menawarkan angkutan kepada pekerja migran dengan harga selangit.
“Kami melakukan pelayanan pendataan kepada para PMI di Bandara sesuai dengan prosedur protokol kesehatan yang saat ini ada terkait pencegahan persebaran COVID-19 dan Kebijakan PSBB,” tegasnya.
Ia mengatakan, untuk pekerja migran dengan status pulang mandiri, BP2MI menginformasikan kepada mereka counter transportasi resmi yang ada di Bandara, sedangkan untuk pekerja migran yang bermasalah dan ada berita resmi dari perwakilan pemerintah RI di luar negeri di fasilitasi oleh BP2MI.
Menurut Lismia, saat ini para pekerja migran yang tiba di bandara Soekarno-Hatta langsung di bawa ke Wisma Atlit untuk dilakukan pemeriksa oleh Gugus Tugas Penanganan Percepatan COVID-19. UPT BP2MI Serang juga ikut melakukan pendataan para pekerja migran di Wisma Atlit, Kemayoran Jakarta.
Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu bandara debarkasi kedatangan PMI dari seluruh dunia yang ada di Indonesia. Bandara ini menjadi unit kerja UPT BP2MI Serang yang saat ini sangat sibuk melayani banyaknya pemulangan pekerja migran yang pulang dari luar negeri sebagai akibat kebijakan lockdown dari beberapa negara. [Humas BP2MI]