BP2MI Menargetkan Bisa Menempatkan 150 Ribu PMI Prosedural di Akhir 2022
JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengaku optimistis bisa mencapai target penempatan 150.000 PMI hingga akhir 2022.
Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengungkapkan sejak Januari 2022 hingga minggu pertama Oktober, penempatan PMI ke lebih dari 70 negara tercatat telah mencapai 126.580 penempatan.
“Total hingga Oktober awal 126.580 [PMI] ke 70 negara. Target 150.000 penempatan insyaAllah tercapai,” kata Benny dalam acara pelepasan PMI Program G-to-G Korea di Jakarta, Senin (10/10/2022).
Sementara itu, pada hari ini Benny melepas 290 PMI yang akan menuju Korea. Mereka terdiri dari 241 orang untuk sektor manufaktur, dan 49 orang di sektor perikanan.
Secara keseluruhan, sepanjang 2022 melalui program G-to-G Korea, BP2MI telah menempatkan sebanyak 8.949 orang dengan PMI regular 7.299 orang dan PMI re-entry 1.650 orang.
Adapun, berdasarkan data BP2MI, per Agutsus 2022 terdapat 21.018 penempatan. Asia dan Afrika menjadi kawasan dengan penempatan terbanyak, yaitu 19.515 penempatan, diikuti Eropa dan Timur Tengah sebanyak 1.375 penempatan, kemudian Amerika dan Pasifik sebanyak 128 penempatan.
Bila melihat dari negara dengan penempatan tertinggi, Hongkong menjadi negara favorit dengan 6.165 penempatan, diikuti Malaysia (6.038 penempatan), Tiawan (4.139 penempatan), Korea Selatan (1.771 penempatan) dan Singapura (690 penempatan).
Benny mengatakan BP2MI berupaya untuk mengawal dan melindungi PMI sebaik-baiknya. Dia menyebut, BP2MI mendapat bantuan dari dana PEN 2022 untuk kegiatan uji persiapan atau prelim dan pelepasan sebesar Rp55 miliar.
Dengan adanya bantuan tersebut, PMI tidak perlu membayar prelim dan penginapan sebelum keberangkatan. Kucuran dana dari pemerintah kepada BP2MI tercatat sebesar Rp300 miliar.
Dari total anggaran tersebut, 54 persen di antaranya habis digunakan untuk gaji pegawai. Artinya, untuk melaksanakan program untuk PMI, sangat minim dana yang tersedia. []