December 13, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cara Menghadapi Orang Bodoh Dalam Tuntunan Islam

3 min read

ApakabarOnline.com – Islam mengajarkan berperilaku baik kepada sesama manusia. Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada seorang yang bodoh? Bagaimana sebaiknya sikap kita kepada orang bodoh?

Al-Qur’an dalam Surah Al-A’raf ayat 199 menjelaskan bagaimana cara seorang Muslim berakhlak mulia kepada sesama manusia. Allah SWT berfirman, “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS Al-A’raf ayat 199).

Dilansir dari ihram.co.id, ayat tersebut merupakan kumpulan dari akhlak yang mulia. Perbuatan mulia pertama yang disebut dalam ayat itu ialah menjadi orang yang pemaaf, dan bukan menjadi orang yang sering mengucapkan terima kasih.

Sebab, memaafkan adalah sesuatu yang melebihi dari yang dibutuhkan. Perbuatan selanjutnya yang disebut dalam ayat tersebut ialah mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan yang makruf atau baik. Berbuat baik adalah perkara yang sebetulnya sudah diketahui banyak orang dan ini kaitannya dengan sesuatu benar atau salah.

Berikutnya, yang disebut dalam ayat itu yakni ‘jangan pedulikan orang-orang bodoh’. Dalam hidup bermasyarakat, tentu ada saja orang-orang yang termasuk kategori tersebut. Ketika kita ingin menasehatinya atau mengajaknya pada kebaikan, niat baik kita biasanya malah dimentahkan.

“Jauhi orang bodoh, karena orang bodoh hanya menjadi pengganggu manusia lainnya, dan kita tidak bisa membantunya,” demikian penjelasan laman Elbalad atas ayat 199 Surah Al-A’raf.

Orang bodoh adalah seseorang yang gemar mengganggu orang lain dengan ucapannya yang menghina, mengejek, dan memfitnah. Orang-orang bodoh semacam ini tidak perlu ditanggapi atau dipedulikan.

Orang bodoh bukan berarti orang yang tidak berpendidikan. Orang yang bergelar doktor pun bisa menjadi orang bodoh. Karena, kebodohan tidak berkaitan dengan ijazah. Kebodohan erat kaitannya dengan akhlak.

Jika seseorang menuruti hawa nafsunya dan tidak bisa mengendalikan pikirannya yang kemudian terejawantahkan ke dalam perilaku yang buruk, maka dialah orang bodoh, meski sudah mengantongi banyak ijazah.

Al-Qur’an sendiri telah menunjukkan siapa orang bodoh itu. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS An-Nisa ayat 17).

Karena itu, orang yang bodoh adalah orang yang tidak taat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Selama dia melakukan maksiat, maka ia bodoh. Kebodohan tentang akhirat, dan kebodohan tentang surga dan neraka, membuatnya jatuh ke dalam maksiat.

Allah SWT berfirman, “Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya kemudian mereka bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS An-Nahl ayat 119).

Melansir Republika.co.id, Syekh Burhanuddin Ibrahim Az-Zarnuji Al-Hanafi, dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, menjelaskan, seseorang yang menuntut ilmu harus bertujuan mengharap ridha Allah, mencari kebahagiaan di akhirat, menghilangkan kebodohan baik dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, menghidupkan agama, dan melestarikan Islam.

“Karena Islam itu dapat lestari kalau pemeluknya berilmu. Zuhud dan takwa tidak sah tanpa disertai ilmu,” kata dia.

Syekh Az-Zarnuji juga menukil perkataan ulama dalam sebuah syair: “Orang alim yang durhaka bahayanya besar, tetapi orang bodoh yang tekun beribadah justru lebih besar bahayanya dibandingkan orang alim tadi. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, dan tidak layak dijadikan panutan.”

Dalam sebuah kisah, ada seorang laki-laki bodoh yang jatuh ke dalam sumur. Lantas orang-orang berupaya membantu mengeluarkannya dengan mengulurkan seutas tali. Namun, orang bodoh itu keluar dari sumur dalam keadaan gantung diri. Ini karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada tali tersebut. Sehingga, ia pun malah melukai dirinya sendiri. []

Advertisement
Advertisement