December 15, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ciri Rezeki yang Berkah

2 min read

JAKARTA – Rezeki yang berkah biasanya dapat diketahui dari kecukupannya. Walaupun jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup. Jadi, walaupun sedikit dari segi jumlah, tapi tidak menjadikan pemiliknya kekurangan.

Dikutip dari Kumparan.com, Moh. Ali Usman dalam bukunya Rezeki dalam Al-Qur’an, rezeki ialah sesuatu yang memberi manfaat bagi makhluk hidup, seperti makanan, minuman, pakaian dan sebagainya.

Rezeki itu seperti air bah. Turun dari atas langit kepada semua makhluk hidup yang ada di muka bumi. Begitulah cara datangnya rezeki dari Allah SWT. Hal ini telah dijelaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Melansir daruttauhid.org, rezeki yang berkah adalah rezeki yang senantiasa membawa kebaikan kepada pemiliknya maupun orang lain. Semakin digunakan untuk kebaikan, rezeki yang didapat juga akan semakin bertambah sesuai dengan janji Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang mau bersyukur.

Rezeki yang berkah hanyalah rezeki yang datang dari Allah, dan rezeki tersebut dicari dengan cara yang halal bukan dengan cara yang haram.

Dikutip Islampos.com dari Catatan Moeslimah, inilah beberapa ciri dari rezeki berupa harta yang mengandung keberkahan di dalamnya:

  1. Harta yang berkah mengantarkan pemiliknya semakin bertakwa kepada Allah Ta’ala.
  2. Harta yang berkah memberikan rasa nyaman dan tentram kepada pemiliknya.

“Tidak sama yang buruk (rezeki yang haram) dengan yang baik (rezeki yang halal) meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al Maidah: 100).

  1. Harta yang berkah mendatangkan amal kebaikan atau menjadi jalan bagi pemiliknya untuk berbuat kebaikan.

“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh,” (QS, 23:51).

  1. Harta yang berkah membuat pemiliknya semakin bersyukur kepada Allah.
  2. Harta yang berkah menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Seorang yang terbiasa mengonsumsi harta haram jiwanya akan meronta-ronta. Merasa tidak tenang, tanpa diketahui sebabnya. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus menyeretnya ke lembah yang semakin jauh dari Allah. Lama kelamaan ia tidak merasa lagi berdosa dengan kemaksiatan. Berkata bohong menjadi akhlaknya. Ia merasa tidak enak kalau tidak berbuat keji. Karenanya tidak mungkin harta haram -sedikit apalagi banyak- mengandung keberkahan.

Allah sangat membenci harta haram dan pelakunya. Seorang yang terbiasa menikmati harta haram doanya tidak akan Allah terima. Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa ada seorang musafir, rambutnya kusut, pakaiannya kumal, menadahkan tangannya ke langit, memohon: “Yaa rabbi yaa rabbi, sementara pakaian dan makanannya haram, mana mungkin doanya diterima,” (HR. Muslim). []

Advertisement
Advertisement