[Citizen Journalist] Waspada, Mbak yang Merokok ini Sering Nipu Ngaku Susah untuk Mendapatkan Uang Sesama PMI
HONG KONG – Ulah penipuan yang dilakukan oleh pekerja migran Indonesia di Hong Kong dengan korban sesama pekerja migran bukan sekali dua kali terjadi dan terangkat ke permukaan.
Terkini, seperti yang dilaporkan Citizen Journalism ApakabarOnline.com, Yulia, sebuah aksi penipuan yang dilakukan oleh seorang pekerja migran Indonesia terhadap sesama pekerja migran indonesia di Hong Kong terjadi di kawasan Shatin kemarin (18/04/2021).
Pelaku diduga sudah cukup lama bekerja dan tinggal di Hong Kong sehingga cukup memiliki pengetahuan dan cukup bisa mengendalikan emosi korban.
Yulia menuturkan, modus yang dilakukan oleh pelaku adalah dengan bersandiwara seolah-olah pelaku sedang tertimpa musibah di kampung halamannya.
“pelaku mengaku suaminya kecelakaan dan meninggal dunia, sedangkan anaknya dalam kondisi kritis dan butuh biaya besar untuk menyelamatkan nyawanya serta mengurus ganti rugi dengan lawan kecelakaannya” tutur Yulia.
Pelaku menjalankan aksinya didukung dengan kemampuan akting berlagak benar-benar sedang sedih tertimpa musibah. Bahkan airmata yang menetes dari pelupuk mata pelaku menyempurnakan aksinya mengelabuhi korban.
Kali ini, korbannya bernama Sari, seorang PMI asal Nganjuk yang baru 10 bulan bekerja di kawasan Shatin Hong Kong. Saat ditanyai Yulia, Sari mengaku sudah menyerahkan uang tunai sebesar HKD 4.000, dimana uang tersebut sedianya akan dia kirimkan ke suami dan anaknya di kampung halaman.
Yulia mengaku, beberapa kali melihat ulah pelaku dengan sandiwara yang sama persis untuk mengelabuhi korbannya. Namun sayangnya, sebelum-sebelumnya, tidak sempat mendokumentasikan korban-korbannya. Umumnya, menurut Yulis, PMI yang menjadi korban adalah mereka yang lugu, mudah terpengaruh dengan penampakan memelas korban.
Disisi lain, Yulia juga menduga-duga, begitu terpengaruhnya korban, ada kemungkinan pelaku memiliki kemampuan sejenis gendam atau hipnosa.
“Kalau bukan gendam, hipnotis, mungkin magis” jelasnya.
Yulia merinci, pelaku berambut pendek, berbadan gempal, sering hanya mengenakan pakaian yang kesannya lugu, serta menggunakan HP android jadul yang sudah terlihat usang.
“Kalau memang betul suaminya meninggal dunia dan anaknya kritis karena kecelakaan, memang suaminya ada berapa dan anaknya ada berapa kok berkali kali bilang suaminya meninggal dunia” tutur Yulia.
“Yang saya tahu sendiri, ini sudah kedua kalinya. Belum lagi yang diketahui teman-teman saya” lanjutnya.
Terkait dengan pelaporan Polisi, baik Yulia maupun Sari mengaku sulit untuk membuktikan bahwa pelaku telah melakukan penipuan sebab baik peristiwa yang diungkapkan pelaku maupun ulah pelaku pada kejadian sebelumnya tidak terdokumentasikan dan tidak bisa dibuktikan.
“Saya berpesan, si mbak baju merah yang saya tidak tahu namanya, pls jangan terus-terusan berbuat begitu, nanti kalau dibalas Allah, kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Bertobatlah. Kali ini mungkin kamu lolos dari jeratan hukum, tapi kalau nanti kamu berbuat lagi, siapa tahu kamu akan terjerat” pesan Yulia. []
______________
Artikel ini merupakan kiriman Citizen Journalist Apakabaronline.com. Setiap pembaca berkesempatan bisa menjadi Citizen Journalist Apakabaronline.com dengan mengirimkan informasi yang didapat dilapangan ke inbok Fanspage Facebook Apakabar Plus atau melalui nomer whatsapp +6285755643494