Curhat PMI Hong Kong Korban Eksploitasi Seksual dan Ekonomi : Maunya Diviralkan Supaya Mendapat Solusi, Curhat ke Youtuber Ternyata Ditanyai Hal yang Bar Bar
2 min read
HONG KONG – Trend munculnya youtuber influencer, vloger dan berbagai bentuk citizen journalism lainnya saat ini memang tengah marak-maraknya. Bahkan, ratingnya ada yang mampu mengalahkan rating media.
Dibalik masivnya kemunculan youtuber, berkali kali muncul berbagai bentuk tayangan yang dianggap merugikan beberapa pihak atau pihak tertentu yang salah satu penyebabnya diakibatkan karena tidak ada kontrol atau kaidah yang mengaturnya.
Fenomena inipun merambah ke lingkungan pekerja migran Indonesia. Untuk berbagai kepentingan, mulai dari sosialisasi sebuah aturan, menegakan keadilan, hingga yang bersifat hiburanpun bermunculan.
Begitu juga dengan keluhan yang berkaitan dengan kerugian yang diakibatkan, di tengah tengah fenomena youtuber yang tumbuh dan membidik pekerja migran sebagai target market pemirsanyapun beberapa kali muncul.
Terkini, apakabarOnline mendapatkan salah satu pengakuan terkait hal tersebut.
Adalah S (nama dan jatidiri disamarkan) seorang PMI Hong Kong yang menjadi korban eksplotasi seksual dan ekonomi oleh seorang public figur di kalangan PMI Hong Kong menyampaikan uneg unegnya.
Kepada apakabarOnline, S mengaku sebelumnya pernah menghubungi seorang youtuber yang cukup populer di Hong Kong meminta untuk dibantu diatasi probelm yang sedang dia alami sebagai korban, dan juga mencegah agar tidak muncul korban selanjutnya.
Wawancara pun dilakukan, S yang seolah terhipnotis dengan beban berat yang sedang dihadapi, tidak mampu lagi membedakan kepantasan pertanyaan yang diajukan oleh youtuber tersebut. Walhasil, saat dia melihat tayangan youtube yang memuat tentang dirinya, betapa kagetnya dia saat youtuber tersebut mengulik ulik hal hal yang tidak pantas tanpa disensor.
“Masa ditanya rasanya bagaimana, pas saya menyadari ini youtuber kok seperti channel mesum saja kualitas pertanyaannya. Selain itu kok ya tidak disensor mana yang layak tayang mana yang tidak layak tayang. Penonton youtube itu bukan hanya orang dewasa lho” keluh S kepada jurnalis apakabarOnline Minggu (23/11/2025) sore kemarin.
S merasa, pertanyaan yang disampaikan youtuber terhadap dirinya banyak yang tidak pantas dipublikasikan. Dia membandingkan dengan wawancara media resmi yang disana terdapat fungsi kontrol, tidak menayangkan semua hasil wawancara, memilah dan memilih mana mana yang relevan dengan substansi permasalahan tanpa mengorbankan etika.
“Kalau dulu, pas teman saya saya dampingi wawancara dengan apakabar, waktu ketemuan memang obrolannya bebas banget bisa kemana mana. Mungkin untuk membangun suasana akrab ya. tapi pas sudah tayang menjadi berita, semuanya ditata dengan apik, disensor yang tidak pantas tidak muncul di berita, dan inti masalah tetap mengena” papar S.
Melalui apakabarOnline, S berpesan kepada seluruh PMI Hong Kong khususnya yang bermasalah dan ingin minta bantuan, jika ingin mendapat bantuan agar memilah dan memilih kemana mencarinya.
“Saya menyarankan, PMI Hong Kong jangan mudah terpancing pertanyaan youtuber. Sebaiknya memilih milih dulu seperti apa tabiat youtuber yang mau kita mintai tolong. Kalau dia bar bar seperti yang pernah saya alami, jatuhnya malah sudah jatuh tertimpa tangga, kita ditelanjangi sampai hal pribadi dan menjadi bahan hujatan netizen” terang S.
“Kalau tidak punya info youtuber yang bagus, mending ke media saja, seperti apakabar ini” pungkas S. []
