Dari Sejak Sakit Sampai Meninggal Dunia, PMI Asal Bima Terlantar di Negara Penempatan
ApakabarOnline.com – Sudah jatuh tertimpa tangga, maksud hati merantau ke negara tetangga untuk memperbaiki ekonomi keluarga, namun aral dan petaka justru yang menimpa.
Adalah Murni (40), seorang pekerja migran Indonesia asal Kampung Dara Kota Bima nasibnya sungguh menyesakan dada.
Sampai kini, jenazahnya tertahan di Rumah Sakit Gleneagles Hospital (GH) Penang, Malaysia.
Mengacu pada keterangan Nini Karlina teman almarhumah bekerja di Penang yang juga sama-sama berasal dari Bima, Almarhumah Murni meninggal pada Selasa (07/07/2020) lalu. Hingga kemarin (12/07/2020), jenazahnya masih berada di rumah sakit Gleneagles Hospital Penang. ”Belum ada biaya untuk menebus,” katanya dikutip dari Group Jawa Pos.
Almarhumah kata Nini, kini sudah tujuh hari berada di rumah sakit. Untuk biaya menebus jenazah almarhumah, tidak diketahui pasti berapa. Masalahnya kata dia, saat almarhumah dirawat kedua kali di rumah sakit tersebut dibawa oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Malaysia. Sementara pihak kedutaan terkesan lepas tangan atas persoalan itu.
Saat dihubungi via ponsel, Nini Karlina mengaku, soal jenazah almarhumah yang kini masih di rumah sakit menjadi beban Elsan, warga Myanmar. Karena ketika almarhum dirawat pertama kali di RS tersebut, dia yang meregistrasi, sehingga almarhum bisa mendapatkan pelayanan medis.
Setelah almarhumah meninggal, pihak rumah sakit dan kepolisian terus menghubungi Elsan. Diancam akan dipenjara, jika jenazah almarhumah tidak segera ditebus.
”Waktu almarhumah keluar rumah sakit saat pertama dirawat, ditebus dengan uang kiriman keluarga dari Bima sekitar Rp 8 juta. Sisanya ditanggung Elsan. Sekarang Elsan jadi sasaran, karena nomor HP dan namaya masih tercatat di rumah sakit tersebut,” keluhnya.
Padahal Elsan kata Nini, membantu atas dasar rasa kemanusiaan, setelah melihat Murni sudah lima hari di rumah sakit, tapi belum mendapatkan pelayanan medis. ”Itu awalnya, Elsan menjaminkan dirinya, agar almarhum mendapatkan pelayanan medis dengan layak,” terangnya.
Diceritakan Nini, awalnya mereka tidak tahu almarhumah Murni dirawat di rumah sakit. Kemudian ada telpon keluarga dari Bima, meminta bantuannya untuk mencari tahu kondisi Murni yang saat itu sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Pulau Pinang Malaysia.
Karena Nini dan beberapa orang PMI lainnya asal Bima tidak memiliki dokumen lengkap sebagai PMI, mereka meminta bantuan Elsan, warga Myanmar. Dia yang kemudian keliling ke sejumlah rumah sakit di pulau tersebut.
Sementara Sarina, teman satu tempat kerja dengan almarhumah tidak memberikan informasi jelas, di rumah sakit mana almarhumah dirawat.
”Setelah hari kelima kita mencari, baru kak Murni ditemukan di Gleneagles Hospital Penang dengan kondisi tidak dalam pewatan medis. Karena belum diregistrasi di rumah sakit setempat,” tuturnya.
Sebaliknya, Sarina justru memberikan informasi, almarhumah dirawat di rumah sakit jiwa. Informasi itu juga yang disampaikan pada keluarga Murni di Bima.
Disingung tentang penyakit apa yang diderita alamhumah sebelum meninggal? Nini mengaku tidak tahu. Tapi dia mengaku sempat pertanyakan itu langsung pada Murni sebelum meninggal. Saat itu kata dia,almarhumah hanya mengeluhkan badannya lemas.
Soal luka di tangan, diakui itu wajar, karena almarhumah bekerja sebagai cleaning service. Sering menggunakan bahan kimia.
”Saya juga sempat tanyakan langsung soal sejumlah memar di tubuh almarhumah. Saat itu almarhumah mengaku tidak tahu. Mungkin karena lama tidur di rumah sakit, sehingga muncul sejumlah memar tersebut,” terangnya.
Hanya saja ketika pertama kali alamrhumah dibawa ke rumah sakit, dalam keadaan tidak sadarkan diri. Alamarhumah saat itu bukan diantar ke rumah sakit, melainkan dititipkan pada supir taksi yang kemudian menurunkannya depan rumah sakit. []