April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Demi Menjaga Perasaan Istri dan Anak, Seorang Pria Hong Kong Pura-Pura Bekerja Meski Telah Lama Menganggur Karena Resesi

2 min read
A man reads a job recruitment newspaper at Dragon Centre, Sham Shui Po. (Foto SCMP)

A man reads a job recruitment newspaper at Dragon Centre, Sham Shui Po. (Foto SCMP)

HONG KONG – Seorang pria Hong Kong membohongi istrinya dengan berpura-pura pergi bekerja selama beberapa bulan terakhir karena takut ketahuan bahwa dia telah dipecat.

Pria berusia 46 tahun yang tak disebutkan namanya itu dipecat dari pekerjaannya ketika resesi ekonomi melanda Hong Kong tahun lalu.

Diberitakan South China Morning Post, pria tersebut sebenarnya sudah mati-matian melamar “hampir semua” posisi yang serupa dengan pekerjaan lamanya.

Namun, tak ada balasan apa pun dari semua lamaran yang dia ajukan melalui situs-situs pencari kerja itu.

“Saya kira ponsel saya rusak karena tak ada panggilan apa pun,” ujarnya.

Dia lalu berinisiatif untuk pura-pura mengambil cuti selama tiga minggu di hadapan sang istri.

Setelah itu, ia akhirnya pura-pura berangkat dan pulang kerja setiap hari.

“Saya tidak berani memberi tahu istri saya,” katanya.

Menjalani dua kehidupan semacam itu menurutnya sangat sulit. Dia selalu menanti-nanti hari libur nasional agar bisa punya alasan untuk berdiam diri di rumah sebagaimana mestinya.

Meskipun punya sedikit tabungan, dia khawatir uang itu tak akan cukup jika digunakan tanpa dibarengi gaji dari sebuah pekerjaan.

Kendati begitu, dia mengaku bakal tetap berpura-pura bekerja sampai Tahun Baru Imlek mendatang.

Dia juga bakal membelikan pakaian dan memberikan angpao untuk anak-anaknya seperti biasa.

Saat ini, perekonomian Hong Kong memang sedang lesu, walau tingkat pengangguran sebenarnya berangsur turun.

Sejak September hingga November 2022, tingkat pengangguran Hong Kong mencapai 3,7 persen, turun setelah sempat menembus rekor 5,4 persen pada Mei.

Namun, perekonomian Hong Kong masih lesu akibat kinerja perdagangan kawasan itu yang masih anjlok di tengah resesi.

Meski begitu, para ekonom berharap pasar tenaga kerja dapat meningkat usai Hong Kong membuka pembatasan untuk pencegahan Covid-19. []

Advertisement
Advertisement