Depresi, Tinggal Di Rumah Sendiri, Akhir Hidup Qosiah Tragis
BOJONEGORO – Kematian dengan cara tragis dialami oleh Qosiah (44) seorang mantan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Bakalanpule Kecamatan Tikung Kabupaten Bojonegoro pada Senin (02/07/2018) kemarin.
Qosiah yang hidup seorang diri di rumahnya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa oleh keponakannya Syafii yang bermaksud mengantar makanan.
Diberitakan Radar Bojonegoro, saat memasuki rumah Qosiah, Syafii tidak mendapat jawaban ketika memanggil-manggil nama tantenya. Kemudian dia berinisiatif untuk langsung masuk ke rumah yang kondisinya gelap, kemudian menyalakan lampu. Syafii melihat tantenya dalam kondisi berbaring tertutup selimut hingga menutupi lehernya. Setelah didekati dengan maksud untuk membangunkan, Syafii terkejut karena melihat ceceran darah di selimut dan setelah dibuka selimutnya, terdapat luka menganga di leher tantenya.Sontak, temuan Syafii membuat geger warga.
Qosiah merupakan seorang janda tanpa anak. Qosiah ditinggal pergi suaminya sejak dirinya belum bekerja ke luar negeri. Menurut penuturan keluarga, Qosiah pergi bekerja ke luarb negeri hingga beberapa tahun lamanya. Namun tiba-tiba dipulangkan dalam kondisi depresi.
Kondisi Qosiah yang depresi membuatnya seringf marah-marah. Sebenarnya keluarga bermaksud mengajak Qosiah yang seorang diri untuk tinggal di rumah kerabatnya, namun Qosiah menolak. Bahkan marah-marah saat dibujuk.
‘’Dan sudah dua kali dibawa ke rumah sakit jiwa. Hanya dirawat sekitar sebulan, kemudian pulang kembali,’’ ungkap Syafii. Kapolsek Tikung, AKP Sugeng menyatakan, korban tewas diduga kuat karena bunuh diri, karena mengalami gangguan jiwa selama beberapa tahun terakhir. Korban diduga bunuh diri dengan menyayat lehernya menggunakan pisau dapur yang ditemukan di tempat kejadian perkara [Net]