December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Derita Murid SD di Magetan yang Dipaksa Minum Air Keras Oleh Ayah Tiri

4 min read

MAGETAN – Kisah bocah berusia 11 tahun murid kelas 4 SDN Patihan 1 Karangrejo Magetan ini selain membuat heboh jagat maya, juga terbilang cukup memilukan.

Lima tahun yang lalu, Desember 2013 merupakan bulan yang tidak pernah dilupakan oleh Samuel Kristian, lantaran di saat itu, dirinya menjadi korban kekejaman ayah tirinya, pagi-pagi dicekoki air keras yang dicampur kopi.

Entah apa yang mengendap di benak Hariyanto (45) sang ayah tiri, Samuel dipaksa meminum kopi yang dicampur air keras.

Namun karena melawan, kopi bercampur air keras tersebut disiramkan oleh Hariyanto ke wajah Samuel yang saat itu berumur enam tahun.

“Waktu TK kejadian itu,” kata Samuel membuka perbincangan saat ditemui di rumahnya di Desa Patihan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Selasa (22/01/2019).

Ia mengaku tidak mengetahui latar belakang ayah tirinya menyiramkan air keras ke wajahnya. Diceritakannya, kejadian itu berlangsung pada pagi hari.

Waktu itu, Hariyanto ayah tirinya ke kamar Samuel dengan membawa kopi yang sudah dicampur dengan air keras.

“Subuh-subuh, saya disuruh meminum kopi. Saya tidak mau karena saya kira airnya panas. Tapi dipaksa terus. Sudah kena mulut saya,” cerita Samuel.

Saat itu juga, mulutnya langsung terasa panas dan dirinya berteriak kesakitan. Hariyanto bukan berhenti malah semakin membabi buta dengan menyiramkan air keras tersebut ke wajahnya.

“Saya tambah teriak dan menangis sejadinya. Saat itu ibu langsung ke kamar untuk melihat,” ujarnya.

Dirinya langsung dibawa oleh ibunya yang bernama Ismiatun ke puskesmas. Namun dokter di puskesmas angkat tangan dan diminta untuk dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Sayidiman Magetan.

Saat berobat di RSUD dr Sayidiman Magetan, dokter memperban mulut Samuel yang masih duduk dibangku TK.

“Saya sendiri takut dengan wajah dan tubuh saya. Awal-awal tidak berani melihat wajah sendiri di kaca,” kata Samuel.

Saat ini, Samuel Kristian hidup bersama ibunya Ismiatun, nenek dan kedua saudaranya. Walaupun serba kekurangan, namun keluarga mereka terlihat harmonis.

Ismiatun ibu Samuel mengaku sampai sekarang belum bisa melupakan kejadian 5 tahun silam tersebut. Dirinya hanya bisa meratapi Samuel yang harus hidup dengan tubuh penuh luka bakar akibat air keras.

“Saya hanya bisa pasrah saja. Semenjak kejadian itu saya langsung minta cerai dan suami saya ditangkap oleh polisi,” kata Ismiatun.

Latar belakang ekonomi Samuel yang berasal dari keluarga miskin juga seolah menambah beban hidupnya. Namun bocah yang kini menginjak usia 11 tahun itu pantang menyerah.

Di sela kesehariannya sebagai seorang pelajar, Samuel aktif membantu ibunya membuat batu bata. Tak peduli meski warga Dusun Donowangsan, Desa Patihan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan ini sesekali memegangi dadanya sambil menahan sakit.

“Dia memang sesak napas sejak disiram air keras sama ayah tirinya,” tandas sang ibu.

Meski tak pernah mengeluh, namun tiap kali sesak itu mendera, Samuel tak sanggup membendungnya. Tiap kali kambuh, ia pun meminta Ismiatun untuk mengantarnya ke puskesmas.

“Hanya bayar Rp 10 ribu (biaya administrasi, red) dan pulangnya dapat obat,” lanjutnya.

Namun usaha pembuatan batu bata merah yang dilakoni Ismiatun saat ini juga sedang mandeg. Menurut ibu dua anak ini, modalnya habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat nenek Samuel yang sedang sakit.

“Kalau pulang sekolah Samuel biasanya membantu menjemur bata merah. Kadang mencampur tanah bahan bata juga. Tapi sekarang ini berhenti sementara mas, neneknya Samuel sakit dan modal akhirnya habis buat kebutuhan sehari-hari,” terangnya.

Kisah hidup Samuel kemudian menjadi viral di media sosial. Unggahan tentangnya pun membuahkan banyak respons positif.

Untungnya sejak Samuel mengalami nasib tragis tersebut, sang ayah tiri akhirnya diamankan oleh polisi dan dibui. Fakta ini mengklarifikasi pernyataan di media sosial yang mengatakan Samuel kerap disiksa oleh ayah tirinya. Kejadian penyiraman air keras juga sudah berlangsung lama.

Namun memang kondisi Samuel sudah lama membuat banyak warga merasa iba lalu memberikan bantuan untuk keluarganya.

“Alhamdulillah banyak yang menaruh iba dan memberikan bantuan uang dan ada juga kiriman sepeda dari daerah-daerah yang tahu kondisi Samuel. Dari desa tiap bulan dapat bantuan beras juga,” ungkapnya.

 

Dimana Ayah Tiri Samuel ?

Pascakejadian penyiraman, Haryanto harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah menganiaya Samuel yang saat itu masih berumur 5 tahun.

“Bapaknya sudah diproses hukum dengan vonis 10 tahun penjara,” terang tante Samuel, Yanti.

Tak hanya dipenjara, ibu Samuel, Ismiatun langsung menceraikan pria yang telah dinikahinya sejak tahun 2012 itu.

“Sejak kasus itu saya langsung memproses cerai. Soalnya anak saya juga trauma kalau mendengar nama ayah tirinya,” tutur warga Desa Patihan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan tersebut.

Namun belakangan Yanti mendengar bahwa Haryanto sudah menghirup udara bebas per bulan Desember 2018.

Pihak keluarga tak tahu pasti alasan apa yang membuat pelaku bisa dibebaskan. “Padahal baru menjalani hukuman 5 tahun tapi infonya sudah bebas,” ujarnya.

Sebelumnya, Haryanto awalnya diketahui bukan sekadar menyiramkan air keras ke wajah Samuel tetapi meminumkan air keras ke mulut Samuel namun tumpah, sehingga hanya mengenai separuh wajahnya saja.

Menurut nenek Samuel, Winih, saat itu Haryanto mengaku jengkel dan menganggapnya nakal. Padahal Samuel kecil menangis semalaman karena sedang flu dan demam tinggi.

“Katanya nakal rewel tiap malam, padahal sakit demam Samuelnya waktu itu,” kenangnya. []

Advertisement
Advertisement