Derita Postpartum Depression, Sari Terjun ke Sungai Bersama Bayinya
CILACAP – Sepanjang Minggu (28/04/2019) kemarin, Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan melakukan pencarian terhadap seorang ibu muda Septiana Hapsari (32) yang nekat terjun ke Sungai Serayu pada Sabtu (27/04/2019) sekitar pukul 09.45 WIB bersama Yunus Permana, bayi yang baru berusia empat bulan.
Warga Jalan Serayu RT 3 RW 5 Kelurahan Donan ini terjun bersama dengan anaknya yang ada dalam gendongan.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan perahu RIB (rigit Infatable Boat), penyisiran menggunakan perahu karet Basarnas dari Winong sampai ke Jembatan Adipala, dan serta penyisiran lewat darat.
Jasad Septiana Hapsari ditemukan oleh tim SAR sekitar pukul 14.30 WIB. Jasad ibu dua anak ini dtemukan sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian. Jasad wanita berusia 32 tahun ini langsung dibawa ke Puskesmas Maos untuk dilakukan pemeriksaan medis, dan kemudian diserahkan kepada orang tua yang berada di Desa Karangreja Kecamatan Maos. Jasad dimakamkan di pemakaman umum desa tersebut pada Sabtu malam.
Sedangkan jasad anaknya, hingga kini belum ditemukan.
Mengutip Satelit Post, ibu dari Septiana Hapsari, Nanik Hayati (52) sangat terpukul dengan kepergian anaknya tersebut. Padahal, pada pagi hari tidak ada yang berubah pada kelakuan anaknya yang memang diakui mengalami postpartum depression atau depresi pasca melahirkan ini.
“Pada saat pai dia ngobrol sama saya seperti biasa, tentang kelucuan anaknya. Lalu anaknya rewel saya lalu bilang untuk dikeloni di kamar, lalu dia bawa masuk,” katanya, Minggu kemarin.
Selang berapa lama, dia pamitan kepada Sari, begitu Septiana Hapsari disapa, jika akan ke pasar membeli Buah Nangka, untuk disayur. Saat itu, Nunik melihat Sari sedang mengayun Yunus diayunan.
Namun setelah pulang dari pasar, Sari bersama dengan anaknya Yunus tidak ada di rumah. Lalu dicari olehnya, mulai dari minimarket, pasar, rumah tetangga tetapi tidak ketemu. Bahkan, dia menelpon saudara, serta suaminya yang ada di Cilacap.
“Ngga ada perubahan, ngga ada masalah apapun baik dengan keluarga maupun suaminya, betul-betul karena anak saya mengidap postpartum depression, dan pernah berobat ke Aginsa Kroya,” ujarnya kemarin.
Nunik mengakui jika setelah melahirkan, anaknya terlihat sangat depresi, keluarga pun mengusahakan kesembuhan, dengan konsultasi ke dokter kandungan di Sampang, lalu dirujuk ke Agisna Kroya. Sari pun diberi obat depresi, setelaah konsumsi, kata dia Sari terlihat membaik, seperti biasa kembali.
“Keluarga menganggap sudah normal, dia sudah mengurus anak dengan baik, anaknya yang besar saat libur juga dibimbing oleh Sari, dia tetap memperhatikan anak, jadi saya kira sudah normal. Memang itu ada sedikit depresi, karena itu, tidak ada masalah dengan suami atau keluarga, sama sekali tidak ada, saya yakin anak saya tidak dengan kesengajaan melakukan itu, pasti diluar kesadaran dia, karena dia mengidap depresi itu,” katanya.
Dia mengatakan jika suami Sari yang bernama Supangat sangat sabar sekali, dan keluarga suami mendukung kesembuhan dari Sari. Sejak melahirkan, Sari juga tinggal di rumah ibunya di Maos.
Dia mengatakan jika tetangga melihat Sari berjalan menuju pasar Pahing, lalu ke arah Cilacap dia menggunakan bus. “Kalau saya tahu tentu saya cegah untuk pergi, dan saya tidak akan meninggalkan dia, kalau akan begini kejadiannya,” katanya.
Saat ini, keluarga masih menunggu keberaadaan Yunus. Nunik berharap ada mukjizat pada cucunya tersebut.
Mengenal Postpartum Depression
Depresi postpartum adalah masalah kesehatan mental umum yang biasanya terjadi pada wanita setelah persalinan. Walau melahirkan dapat memberikan kesenangan, kegembiraan, bahkan rasa takut dan gelisah, melahirkan juga dapat menyebabkan sesuatu yang tidak Anda duga, seperti depresi.
Merasa sedih adalah wajar setelah persalinan. Tubuh Anda telah melalui perubahan hormon yang mempengaruhi mood Anda dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Apabila gejala tidak segera membaik setelah 2 minggu, hal ini disebut depresi postpartum dan dapat menjadi serius. Jika hal ini terdengar familiar bagi Anda, direkomendasikan untuk segera memberi tahu dokter. Jika tidak ditangani, Anda dapat membahayakan fisik Anda dan bayi.
Mengutip World Healthy, Terdapat 3 level gejala postpartum, yaitu postpartum baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Serupa dengan jenis depresi lainnya, depresi postpartum juga memiliki gejala yang bervariasi, namun tanda-tanda utamanya meliputi:
Gejala postpartum baby blues
Ini adalah level depresi postpartum yang paling ringan. Tanda-tanda dan gejala baby blues hanya berlangsung beberapa hari hingga 1-2 minggu setelah bayi Anda lahir. Tanda-tanda dan gejala meliputi:
- mood swing
- gelisah
- sedih
- mudah marah
- merasa kewalahan
- menangis
- menurunnya konsentrasi
- masalah napsu makan
- kesulitan tidur
Gejala depresi postpartum
Jika postpartum baby blues tidak ditangani dengan tepat, hal tersebut dapat berubah menjadi depresi postpartum. Umumnya, tanda-tanda dan gejalanya mirip dengan postpartum baby blues, namun lebih intens dan berlangsung lebih lama, serta mengganggu Anda dalam merawat bayi Anda dan kegiatan lainnya. Gejala biasanya muncul dalam beberapa minggu pertama setelah persalinan, dan berlangsung hingga 6 bulan setelah persalinan.
- depresi atau mood swing yang serius
- kesulitan terhubung dengan bayi Anda
- terisolasi dari keluarga dan teman-teman
- kehilangan nafsu makan dan kelainan makan
- kelainan tidur
- menangis berlebihan
- kelelahan yang berlebih atau hilangnya tenaga
- berkurangnya semangat dan ketertarikan pada aktivitas yang biasanya Anda sukai
- sangat mudah marah
- merasa Anda bukanlah ibu yang baik
- kehilangan kemampuan untuk berpikir dengan jernih, berkonsentrasi atau membuat keputusan
- kegelisahan yang serius dan serangan panik
- mencoba menyakiti diri sendiri atau bayi Anda
- mencoba bunuh diri
Psikosis postpartum
Tahap terakhir dalam depresi postpartum adalah psikosis postpartum, yang tanda-tanda serta gejalanya berlangsung lebih lama dan serius.
- kebingungan dan disorientasi
- pikiran obsesif terhadap bayi Anda
- halusinasi dan delusi
- gangguan tidur
- paranoia
- mencoba menyakiti diri sendiri atau bayi Anda
Psikosis postpartum dapat menyebabkan pikiran atau perilaku yang membahayakan serta memerlukan penanganan segera. []