Di Konggres Pemuda 28 Oktober 1928, Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Dinyanyikan
JAKARTA – Setiap 28 Oktober, kita memperingati Hari Sumpah Pemuda. Peringatan tersebut mengacu pada tiga ikrar yang dihasilkan dari Kongres Pemuda II yang diadakan di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jl Kramat Raya 106, Batavia (Jakarta), pada 28 Oktober 1928.
Selain sebagai momen lahirnya Sumpah Pemuda, tahukah Kamu bahwa hari itu juga merupakan momen kali pertama lagu kebangsaan “Indonesia Raya” diperdengarkan ke publik?
“Indonesia Raya” diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman (W.R. Supratman) pada 1924. Kemudian, pada 28 Oktober 1928, bertepatan dengan Kongres Pemuda II, lagu “Indonesia Raya” untuk pertama kalinya dinyanyikan dan diperdengarkan ke publik.
Saat itu, W.R. Supratman memainkan lagu ciptaanya itu di hadapan seluruh peserta kongres menggunakan biola. Selesai dimainkan, para peserta kongres pun meminta agar lagu tersebut dinyanyikan. Sosok yang pertama kali menyanyikan lagu “Indonesia Raya” pada Kongres Pemuda II adalah Dolly Salim, putri Haji Agus Salim.
Pada 1930, “Indonesia Raya” dicekal oleh pemerintah kolonial Belanda. Dinyatakan berbahaya dan dianggap mengganggu ketertiban dan ketentraman umum, “Indonesia Raya” dilarang dinyanyikan dan diperdengarkan di depan umum. Bahkan, dilarang untuk disebarkan dalam bentuk apapun.
Belasan tahun kemudian, setelah perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, “Indonesia Raya” kembali diperdengarkan pada Hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
Total, sebanyak 11 lagu diciptakan W.R. Soepratman untuk menggugah semangat kebangsaan para pemuda pada 1926-1938. Pada 1926 ia menciptakan lagu “Dari Barat sampai ke Timur”.
Selain “Indonesia Raya” yang jadi masterpiece, WR Soepratman juga menciptakan lagi “Indonesia Ibuku” dan “Bendera Kita Merah Putih” pada 1928. Kemudian, “Bangunlah hai Kawan” dan “Raden Adjeng Kartini” pada 1929.
W.R. Soepratman juga menciptakan lagu “Mars KBI” untuk kepanduan bangsa Indonesia pada 1930. Lalu, lagu “Di Timur Matahari” diciptakan pada 1931.
Di samping itu, lagu-lagu bernuansa organisasi politik juga diciptakan pada tahun 1937 dengan judul “Mars Parindra” dan “Mars Surya Wirawan”. Lagu yang terakhir diciptakan yaitu “Matahari Terbit” yang diciptakan pada tahun 1938.
WR Supratman meninggal masih sangat muda, 35 tahun. Ia menulis lagu Indonesia Raya dalam usia belum 30 tahun. []