Dikirim ke RSPAD, Begini Kondisi Wiranto Usai Ditusuk Perutnya Saat Ini
JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengonfirmasi pelaku penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto terafiliasi dengan kelompok teroris.
Oleh karenanya, Jokowi langsung memerintahkan jajarannya untuk mengejar dan menindak jaringan penusuk Wiranto hingga ke akar-akarnya.
“Tadi siang, saya langsung perintahkan Kapolri, Kepala BIN, dan TNI untuk mengusut tuntas dan menindak tegas terhadap pelaku dan jaringan yang terkait dengan peristiwa ini,” kata Jokowi, usai menjenguk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi Budi Gunawan memastikan dua pelaku penusukan terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi, Jawa Barat. Adapun identitas kedua pelaku yakni Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) dan Fitri Andriana (21).
Budi mengakui bahwa jajarannya telah mengintai kedua pelaku sejak tiga bulan lalu. Abu Rara disinyalir memiliki keterkaitan dengan lima terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, awal Mei 2019.
Kelima terduga teroris itu berencana meledakkan bom pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilihan Presiden 2019 di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.
Ketika penangkapan itu, sambung Budi, Abu Rara berdomisili di Kediri, Jawa Timur. Setelah penangkapan tersebut, Abu Rara kemudian pindah ke Bogor, Jawa Barat. Kemudian dari Bogor, Abu Rara berpindah ke Menes, Banten.
“Abu Rara sudah kita pantau beberapa kali mengumpulkan pisau. Belum pada tahapan bom, tapi pola-pola seperti bisa juga dengan pisau sebagai senjata,” katanya.
Di Menes, Abu Rara diduga menikah dengan Fitri. “Sel-sel seperti ini cukup banyak, sehingga kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut dan mengawasi sel-sel seperti ini,” kata Budi di RSPAD.
Budi tidak menjelaskan mengapa dua pelaku yang sudah masuk radarnya selama tiga bulan terakhir ini tetap bisa lolos dan melakukan penyerangan terhadap pejabat negara.
Kepolisian Republik Indonesia menyebut Wiranto ditusuk dengan sebuah pisau. Dari gambar yang beredar di media sosial, Wiranto ditusuk dengan menggunakan kunai, senjata tajam sejenis pisau khas Jepang.
Kunai dikenal sebagai senjata pasukan “ninja”.
Buku ‘Classical Weaponry of Japan: Special Weapons and Tactics of the Martial Arts’, ditulis Sergei Moi, kunai tergolong sebagai perkakas yang biasa digunakan untuk menggali, mirip sekop, namun berbentuk datar.
Kunai juga bisa digunakan sebagai alat bantu panjat karena bisa ditancapkan ke dinding atau bebatuan.
Kunai besar berukuran 35-48 cm disebut sebagai ‘daikunai’. Sedangkan kunai kecil berukuran 18 cm disebut sebagai ‘shokunai’.
Sementara, kunai yang dipakai untuk menusuk Wiranto berbentuk lancip pada ujung-ujungnya dengan gagang yang dililit tali merah.
Wiranto akan dioperasi
Terkait kondisi terakhir Wiranto, Kepala RSPAD Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto menyatakan mantan Panglima ABRI itu akan segera menjalani operasi di bagian perutnya.
Terawan tidak memerinci seberapa dalam luka yang dialami Wiranto, hanya menyatakan operasi setidaknya akan berlangsung selama 2,5 jam.
Saat dijenguk Jokowi, Wiranto dikabarkan dalam kondisi sadar namun sedang dalam persiapan menuju meja operasi.
“Beliau masih dalam penanganan oleh tim dokter di RSPAD. Dalam proses operasi. Pada kesempatan ini saya mohon doa restu seluruh masyarakat Indonesia agar beliau segera diberi kesembuhan,” kata Jokowi.
Jokowi didampingi oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Sektretaris Negara Pratikno, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Setelahnya, menyusul rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla memasuki RSPAD Gatot Subroto. []