April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Diterlantarkan Sejak Lahir, Anak Blesteran PMI Hong Kong Asal Kediri dengan Pria Bangladesh Tak Memiliki Status Kependudukan Hingga Sekarang

2 min read

SURABAYA –  “Bukan masalah biaya, meskipun saya juga pas-pasan, insyaallah saya iklhas dan tetap sanggup menyekolahkan Ananta. Tapi saya bukan orang tua kandungnya, bukan pula garis keturunan orang tua kandungnya, saya bingung bagaimana nanti kalau mau ikut Ujian Nasional SD ? Bagaimana dia bisa masuk SMP, dan melanjutkan sekolah diatasnya, sedangkan Ananta sampai sekarang tidak punya akta kelahiran” keluh Kuntari, warga Kupang Surabaya kepada ApakabarOnline.com.

Kuntari merupakan teman Nanik Cahyani semasa masih sama-sama bekerja di Hong Kong. Sepulang dari Hong Kong, perempuan asal Nganjuk yang ikut suaminya tinggal di Surabaya didatangi Nanik yang dalam kondisi hamil tua.

Nanik memohon kepada Kuntari agar bersedia mengasuh bayi yang akan dilahirkannya, lantaran beberapa hal.

“Dia bilang tidak mungkin membawa pulang bayi tersebut ke Kediri. Katanya di Kediri dia sudah punya suami dan bayi itu bukan hasil hubungannya dengan suaminya, tapi dengan pacarnya seorang pekerja Bangladesh di Hong Kong.” Kenang Kuntari.

Kuntaripun menyetujui dan selang dua bulan kemudian, Nanik datang dengan membawa bayi tersebut yang dia kasih nama Ananta Yudha Badrudin. Bayi tersebut saat diserahkan, sesuai dengan catatan lahir dari sebuah rumah bersalin di Pasuruan baru berumur seminggu.

Usai menyerahkan bayinya, Nanik berpamitan kembali ke Hong Kong. Keberadaan Nanik di Hong Kong awalnya terverifikasi dengan uang kiriman setiap bulan. Namun sejak tahun 2010 hingga sekarang, Nanik tidak pernah lagi ada kabarnya.

“Saya bingung setiap memasukkan Ananta ke sekolah, waktu TK ditanya akte, waktu masuk SD juga ditanya akte, akhirnya masuk SD swasta yang mahal biayanya. Tapi nanti pas mau lulus, Ananta bisa lulus SD dan melanjutkan SMP juga harus punya akte. “ terang Nanik menyatakan kebingungannya.

Sementara itu, dari sisi Ananta sendiri kepada siapapun dia akan mengaku bahwa Kuntari adalah ibunya serta Suwondo adalah ayahnya. Lantaran kasih sayang dan ketulusan mereka membuat Ananta tidak ingin mencari ibu kandungnya, Nanik Cahyani.

“Saya tidak tahu bu Nanik. Saya tidak kangen bu Nanik. Ibu saya ya bu Kuntari” jelas Ananta.

Melalui ApakabarOnline.com, Kuntari berpesan kepada Nanik Cahyani agar mau menampakkan diri untuk ngurus legalitas Ananta demi masa depan Ananta.

“Nanik, tolong kamu datang kesini ya, aku tidak akan minta uang atau akan menyuruhmu membawa anakmu. Aku hanya ingin kamu membuatkan akte untuk Ananta supaya Ananta bisa sekolah. Demi masa depan dia Nik. Tolong ya Nik. “ pinta Kuntari.

Beruntung, lingkungan tempat tinggal Ananta dengan keluarga Kuntari tidak pernah menggunjingkan asal usul Ananta sehingga Ananta tetap percaya diri bergaul di kalangan teman-temannya.

Melihat buku ulangan Ananta, di sekolah Ananta termasuk siswa berprestasi.

“Sejak kelas satu dia masuk rangking tiga besar terus. Bahkan saat mau masuk SD, dia sudah lancar membaca dan menulis, berhitung. Anak sepandai Ananta kok disia-siakan” pungkas Kuntari. []

Advertisement
Advertisement