Ditinggal Ke Kamar Mandi, Motor dan HP Milik Mantan PMI Asal Gunungkidul Digasak Pasangan Ngamarnya
WONOGIRI – Suryanto (39), pria warga Mojorejo Kepuh Nguter Sukoharjo, terpaksa berurusan dengan penyidik Polres Wonogiri. Gara-garanya dia menjadi tersangka pencurian sepeda motor dan handphone (HP) seorang ibu-ibu teman kencannya.
Sepeda motor dan HP dibawa lari tersangka dari korban saat keduanya usai ngamar di sebuah kamar hotel Sari Murni, Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri. Korban atau teman kencannya, adalah Warsiti (29), seorang ibu rumah tangga mantan pekerja migran dari Hong Kong warga Sambeng Sambirejo, Ngawen, Gunungkidul, DIY.
Kapolres Wonogiri AKBP Robertho Pardede, Selasa (13/11/2018) mengatakan, pencurian terjadi awal 2015. Kasus itu juga menjadi salah satu obyek Operasi Jaran Candi 2018.
Sepeda motor yang dicuri adalah metik Honda Vario warna biru putih tahun 2010 nomor polisi AB 6720 FW dan HP.
“Modus tersangka memesan kamar hotel. Setelah masuk ke kamar hotel, korban ke kamar mandi setelah keluar dari kamar mandi tersangka sudah tidah ada meninggalkan kamar dan membawa motor dan HP milik korban,” ujar dia.
Kronologis kejadian, jelas dia, antara korban dan tersangka sudah saling mengenal, mereka melakukan komunikasi lewat telepon. Selanjutnya mereka mengadakan pertemuan di wilayah Sukoharjo, (16/11/2018).
Pukul 09.00 WIB, keduanya menuju hotel Sari Murni dengan mengendarai motor korban. Setelah sampai tersangka memesan kamar. Usai melakukan ritual asmara, selang beberapa jam kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB, korban ke kamar mandi.
Namun setelah keluar, tersangka sudah tidak ada dan membawa sepeda motor serta HP miliknya. Korban akhirnya melaporkan kejadian ke kepolisian.
“Setelah dilakukan penyelidikan oleh tim Resmob Polres Wonogiri terungkap bahwa sepeda motor tersebut dicuri oleh tersangka. Tersangka kami tangkap tanpa adanya perlawanan. Menurut pengakuan, sepeda motor dipakai tersangka sendiri,” ujar dia.
Terungkap, antara pelaku dengan korban telah mengenal sebelumnya melalui media sosial. Korban mengenal pelaku sejak dirinya masih bekerja di Hong Kong. Dan pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang dilakukan saat korban baru saja pulang dari Hong kong.
Dalam pengakuan pelaku, dirinya sering “ngelaba” di sosial media, merayu kalangan pekerja migran perempuan dengan target negara penampatan Hong Kong, Taiwan serta Singapura yang oleh pelaku dianggap lebih mudah dan lebih banyak duitnya di banding di negara penempatan Timur Tengah.
“Tidak harus cantik, yang penting mereka yang kesepian dan punya uang. Kalau pulang diajak janjian untuk ketemuan” akunya. []