Fakta Fakta PMI Jepang Asal Pati yang Jasadnya Ditemukan Dalam Koper

JAKARTA – Penemuan mayat dalam koper di Jepang membuat satu keluarga di Pati, Jawa Tengah syok. Pasalnya diduga jasad pria tersebut adalah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban pembunuhan di Jepang.
Sosok terduga korban pembunuhan itu pun telah terkuak. Dia adalah Aris Setiya Irawan, pria 30 tahun tersebut adalah Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di wilayah Jepang.
Mengetahui kabar tersebut, orangtua Aris harap-harap cemas. Dalam hati mereka berharap jasad pria yang ditemukan di pegunungan Kota Ono, Fukushima itu bukanlah Aris.
Dilansir dari Tribun Jateng, awalnya, polisi Jepang menangkap tiga orang WNI yang juga menjadi PMI di Jepang. Ketiganya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan di Prefektur Fukushima.
Polisi Jepang menyelidiki bahwa pihaknya pernah menerima laporan orang hilang di Kota Konosu, Prefektur Saitama pada 2021. Terus menyelidiki kasus tersebut, polisi Jepang akhirnya menangkap tiga terduga pelaku pembunuhan sesama WNI.
Respon Keluarga Aris
Dihubungi pihak kepolisian Jepang, orangtua Aris, Warso dan Endang gelisah. Ditemui di kediamannya di Dukuh Ketri, Desa Triguno, Kecamatan Pucakwangi, Warso menampakkan wajah pilu. Diakui Warso, ia putus kontak dengan putra tunggalnya itu sejak dua tahun lalu.
Kala ditanya soal hilangnya Aris dan dugaan kasus pembunuhan Warso bungkam. Sementara itu, paman Aris, Wardono mengungkap cerita tak terduga.
Sosok Aris
Diungkap Wardono, Aris berangkat ke Jepang sejak tahun 2016. Kala itu, Aris ikut program magang dari lembaga penyalur PMI di Sleman, Yogyakarta.
Sejak bekerja di Jepang, Aris rajin berkomunikasi dengan kedua orangtuanya. Diakui pamannya, Aris selalu menelepon orangtuanya tiga kali dalam sepekan. Tak cuma itu, Aris juga selalu mengirimkan uang ke keluarganya dua atau tiga bulan sekali.
Namun pada 2 tahun lalu, Aris menunjukkan gelagat tak biasa, yakni tidak pernah menghubungi orangtuanya. Kendati demikian, Aris tidak pernah menceritakan masalahnya selama di Jepang.
“Tidak pernah bercerita punya masalah. Aris anaknya gaul, supel, dan baik. Dia pergi ke Jepang niatnya ingin mencari rezeki untuk keluarga,” ungkap Wardono.
Tak Bisa Dihubungi oleh Semua Pihak
Curiga, keluarga pun melapor ke dinas tenaga kerja Pati. Hingga akhirnya, keluarga mendapatkan kabar bahwa Aris diduga sudah meninggal dunia.
“Saya lalu melapor ke Dinas Tenaga Kerja Pati. Disnaker sudah bertindak, kemarin membantu mencarikan bukti keberangkatan, mencari salinan paspor, dll, meneruskannya ke pihak berwenang di Jepang. Sekarang keluarga masih menunggu hasil identifikasi terhadap korban dari kepolisian sana. Kalau butuh tahapan teknis seperti tes DNA, kami bersedia, tidak apa-apa,” kata Wardono.
Sebelum diberikan kabar buruk tersebut, keluarga sempat menggali informasi dari teman-teman Aris di Jepang.
Namun alangkah terkejutnya rekan-rekan Aris saat mengetahui Aris belum pulang ke Indonesia. Ternyata selama satu tahun Aris tak pernah berkabar dengan temannya di Jepang.
“Kami juga sudah berupaya menggali info dari sesama PMI di Jepang. Teman-teman PMI di Jepang bilang lost contact juga. Mereka malah mengira Aris ditangkap karena over stay. Tapi kok sampai satu tahun lebih tidak ada kabar,” pungkas Wardono.
Perihal cerita keluarga Aris, Kabid Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (PPTK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pati, Sri Mulyanto membenarkan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari pihak keluarga Aris pada 5 April 2023.
Namun, dia juga belum mendapat informasi pasti mengenai apakah WNI korban pembunuhan yang ditemukan jasadnya di Jepang adalah Aris.
“Dinas sudah berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Jadi masih menunggu berita resmi dari Kedutaan Republik Indonesia di Jepang,” imbuh Sri Mulyanto. []