Gejala Stroke yang Jarang Disadari, Namun Wajib Diwaspadai

JAKARTA – Gaya hidup, terutama soal makanan membuat orang makin rentan terhadap stroke. Dalam sebuah laporan terbaru, yang dikutip dari insider.com menjelaskan kalau stroke memiliki gejala yang makin sulit dikenali.
Bukan cuma itu, dari studi terbaru diketahui kalau wanita juga lebih mungkin mengalami sakit kepala, bingung, atau koma lebih daripada pria.
Di Amerika Serikat (AS), stroke menjadi penyebab utama kematian, namun jika lebih awal diketahui masih sangat mungkin diobati. Dalam Jurnal jurnal Circulation menguraikan pengetahuan terbaru tentang gejala penyakit kardiovaskular , termasuk stroke.
Stroke akut, atau “serangan otak”, adalah ketika pembuluh darah yang memasok otak tersumbat atau rusak, kekurangan oksigen, dan menyebabkan kerusakan otak.
AHA mengatakan bahwa mengenali dan menanggapi gejala stroke adalah “penting.” Perawatan tepat waktu dapat mencegah kecacatan jangka panjang dan kematian.
Stroke dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risiko terkena stroke berbeda-beda pada setiap orang. Kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi , obesitas, dan kolesterol tinggi semuanya dapat meningkatkan seseorang terkena stroke.
Adapun gejala yang paling sering terjadi antara lain:
Gejala klasik, seperti wajah terkulai, cadel, dan melemahnya anggota tubuh.
Gejala pertama yang juga bisa dibilang klasik terjadi pada pasien stroke biasanya terjadi secara tiba-tiba seperti, mati rasa atau kelemahan pada wajah atau anggota badan (biasanya di satu sisi tubuh), kesulitan berbicara, kebingungan, pusing, kesulitan berjalan karena kehilangan keseimbangan atau koordinasi, dan perubahan penglihatan pada satu atau kedua mata.
Gejala atipikal termasuk vertigo dan penglihatan ganda
Menurut laporan AHA, gejala stroke atipikal meliputi: “defisit sensorikparsial ” yang meliputi tidak dapat sepenuhnya merasakan sentuhan, nyeri atau suhu – serta vertigo, dan penglihatan ganda.
AHA mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami seperti apa gejala stroke dalam demografi yang berbeda, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti: ras, etnis, usia, dan jenis stroke.
Lebih sering menyerang wanita dengan gejala seperti, sakit kepala dan koma
Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk mendapatkan gejala nonfocal, yang tidak terkait dengan area otak tertentu, menurut tinjauan penelitian tahun 2021 yang dikutip dalam laporan AHA.
Gejala-gejala ini termasuk sakit kepala, perubahan kondisi mental, koma, dan pingsan yaitu ketika seseorang tidak responsif, tetapi rangsangan fisik yang kuat membangkitkan mereka.[]
Sumber CNBC