May 10, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Gempa Bumi yang Mengguncang Bali Renggut Korban Jiwa dan Luka

2 min read

DENPASAR – Gempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Bali pada Sabtu (16/10/2021) pukul 03.18 WIB atau 04.18 Wita. Lokasi pusat gempa berada di darat 8 kilometer barat laut Karangasem, di kedalaman 10 kilometer. Kepala BPBD Bali I Made Rentin mengatakan, dampak kerusakan gempa paling dirasakan di dua kabupaten, yakni Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem.

Diketahui sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat gempa bumi magnitudo 4,8 yang berpusat di 8 km barat laut Kabupaten Karangasem, Bali. Selain meninggal dunia, sebanyak 7 orang juga mengalami patah tulang.

“Korban jiwa di Kabupaten Bangli 2 orang meninggal dunia. Kabupaten Karangasem 1 orang meninggal dunia, 7 orang patah tulang,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin dikutip dari detikcom, Sabtu (16/10/2021).

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan kuatnya guncangan tersebut menyebabkan warga terbangun dari tidur dan lari ke luar rumah.

“Saking kuatnya guncangan gempa banyak warga yang terbangun dari tidur dan lari berhamburan ke luar rumah,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami, Daryono.

Lebih lanjut ia menjelaskan gempa juga menimbulkan kerusakan bangunan rumah di berbagai tempat di Kabupaten Karangasem dan sekitarnya.

Daryono mengatakan guncangan gempa dirasakan di wilayah Karangasem, Denpasar, dan Lombok Utara dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Negara, Tabanan, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur dalam skala intensitas III MMI.

Skala MMI adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, dengan rentang paling lemah (I)-paling kuat (XII).

Episenter terletak pada koordinat 8,32 derajat LS dan 115,45 derajat BT, tepatnya di darat pada jarak 8 kilometer arah barat laut Karangasem, Bali, dengan kedalaman hiposenter 10 kilometer.

Dengan memperhatikan bentuk gelombang seismik (waveform) yang tercatat pada sensor gempa Karangasem (KHK), Daryono menjelaskan tampak adanya gelombang geser (shearing) yang nyata dan kuat. Hal itu menunjukkan aktivitas gempa merupakan gempa tektonik.

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal, akibat aktifitas sesar aktif di wilayah Rendang, Karangasem.

“Antara kejadian gempa utama dan gempa susulan hanya berselang singkat sekitar 4 menit,” pungkasnya.

Daryono mengatakan gempa Rendang Karangasem ini tidak hanya berdampak menimbulkan kerusakan bangunan rumah, tetapi gempa juga memicu dampak susulan, seperti longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di beberapa tempat.

Di kawasan pegunungan yang terdapat perbukitan dan tebing curam, dampak lain dari gempa kuat berupa longsor dan runtuhan batu disebut lazim terjadi. []

Advertisement
Advertisement