April 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Hal Strategis yang Harus Dilakukan Agar UMKM Kamu Mendapat Bantuan Permodalan

3 min read

JAKARTA – Umumnya pelaku UMKM mengawali bisnisnya dengan modal dari kantong pribadi. Jika ternyata bisnis tersebut mampu berjalan hingga enam bulan bahkan mengalami perkembangan yang signifikan, bisnis tersebut memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan modal sebagai langkah ekspansi.

Jika mungkin ternyata bisnismu berkembang selama pandemi Covid-19 ini, maka penambahan modal tetap tidak salah.

Sementara bila kamu sedang mengembangkan UMKM, sebaiknya kamu melakukan beberapa langkah yang berikut ini.

 

  1. Lengkapi dokumen penunjang

Dokumen menjadi salah satu kriteria yang harus dipenuhi jika ingin segera mendapatkan tambahan modal dari pihak bank. Salah satu dokumen yang paling krusial adalah dokumen laporan usaha yang juga disertai laporan keuangan dari bisnis yang kamu jalankan.

Selain itu, sediakan juga proposal yang berisi informasi bisnis, visi misi, hingga prospek ke depannya.

 

  1. Susun Anggaran Dana

Dalam mempertimbangkan nilai modal yang akan diberikan, pihak bank juga akan membandingkan laporan keuangan dan anggaran yang kamu ajukan. Maka dari itu, pastikan untuk menyusun anggaran dana pengembangan bisnis yang sesuai dengan nilai laporan keuangan dari bisnismu.

Tuliskan rancangan dana tersebut serinci dan sedetail mungkin agar pihak bank lebih mudah dalam memahaminya. Selain itu, rancangan dana yang rinci dapat meningkatkan kepercayaan pihak bank.

 

  1. Tetapkan metode pembayaran

Jika rancangan dana sudah disusun, maka pastikan untuk menjelaskan jumlah Dana yang diinginkan. Selain itu, tambahkan pula rencana pembayaran dari pinjaman tersebut.

Pastikan metode dan jumlah pembayaran terebut tidak memberatkanmu yang bisa saja justru menghambat pertumbuhan bisnismu. Seperti halnya menyusun anggaran dana, buat metode pembayarannya secara rinci dan detail.

 

  1. Perbanyak riset

Meski kamu nantinya yang akan menerima modal dan menjaga kepercayaan, kamu juga harus mengetahui latar belakang dari para peminjam. Perbanyak riset dari berbagai bank, institusi di luar bank hingga berbagai investor yang terlibat atau kemungkinan besar akan terlibat di masa depan.

Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan adalah bentuk, jenis, dan persyaratan pinjaman. Pasalnya, setiap investor atau pihak pemberi pinjaman juga memiliki karakternya sendiri dalam menentukan UMKM yang ingin diajaknya kerja sama.

Jika sudah mendapatkan tambahan modal, pastikan untuk mengelolanya dengan baik agar bisnis dapat terus tumbuh dan bisa membayar kewajiban yang telah disepakati dengan para investor.

 

  1. Mengenal ragam akses modal

Jenis akses modal ada yang bersifat pinjaman (harus dicicil dan kembalikan). Ada yang penanaman modal atau ekuitas (tidak perlu dikembalikan, tetapi berbagi kepemilikan dan pengendalian perusahaan).

Pinjaman atau kredit pun bermacam-macam jenisnya. Ada yang Syariah, ada yang Konvensional. Ada kredit investasi (untuk membiayai kebutuhan capex), ada kredit modal kerja (untuk membiayai opex), ada juga kredit sebagai dana talangan berupa invoice financing.

Keseluruhan ragam akses modal ini perlu kita pahami lebih kurangnya, dikaitkan dengan kebutuhan spesifik perusahaan di saat tertentu. Aset tidak sama dengan nilai perusahaan. Keduanya perlu dihitung dalam negosiasi dengan calon investor.

 

  1. Menghitung aset

Dalam praktik, penyedia dana pinjaman saat ini ada yang konservatif (memegang prinsip-prinsip baku tradisional dunia perbankan) dan ada yang lebih progresif.

Perbankan secara umum adalah yang konservatif, karena dalam mengevaluasi permohonan kredit, nilai aset yang dievaluasi hanya aset tetap, khususnya berupa tanah dan bangunan. Mesin, bahkan kendaraan umumnya tidak diterima.

Sementara yang lebih progresif antara lain adalah perusahaan leasing yang memang kekhususannya di penyaluran kredit untuk membeli kendaraan, pegadaian (dimana laptop pun bisa diterima untuk digadai atau dijaminkan walau valuasi atau penilaiannya bisa membuat pemohon pinjaman rada gigit jari, misalnya, gadai laptop cuma dapat Rp1 juta).

 

  1. Mengevaluasi biaya modal

Semakin besar modal yang ingin diakses, umumnya semakin banyak pihak yang ingin Anda temui agar bisa menambah referensi.

Mengevaluasi biaya modal bunga pinjaman 12 persen per tahun apakah lebih mahal atau murah dibanding melepas saham 10%? Ada kebebasan jika meminjam modal titik bank tidak menuntut laporan selama pembayaran cicilan lancar.

Jika melepas saham akan diminta laporan rutin tapi perusahaan juga justru bisa mendapat masukan dari mitra investor. Murah atau mahal nya tidak dapat dinilai dari biaya dan manfaat nominal uang saja aspek non uang juga perlu dievaluasi. []

 

Advertisement
Advertisement