April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

10 Muharram, Hari Raya Anak Yatim, Begini Penjelasannya

2 min read

Ilustrasi foto istimewa

ApakabarOnline.com – Selain dinamakan dengan bulan mulia, Muharram juga dikenal sebagai bulan dimulainya tahun baru dalam Islam. Pada hari ke-9 dan ke-10 bulan ini, umat Islam disunnahkan berpuasa.

Ada yang lain dari bulan Muharram ini, yakni dinamakannya Hari Raya Anak Yatim (Yaum ‘Iid Al-Yatim) pada tanggal 10 Muharram. Namun, tahukah Anda mengapa pada hari ke-10 bulan ini dinamakan Hari Anak Yatim?

Hari-hari di mana kita harus lebih peduli pada anak Yatim sebetulnya bukan hanya ada pada bulan Muharram. Dalam sebuah hadits Nabi riwayat Imam Abu Daud, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha juga dinamakan Hari Anak Yatim, disebutkan sebagai berikut;

Artinya: “Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya: Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri.” (HR. Abu Daud: 1134).

Bahkan para ulama menyebut, pada tanggal tersebut, Beliau Nabi Muhammad menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya serta orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya.

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Artinya: “Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

Dari keterangan di atas, esensi mengapa bulan Muharram dinamakan dengan Hari Anak Yatim karena di hari itu kita disunnahkan untuk mengasihi anak-anak Yatim, sebagaimana pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.

Ketua Bidang Dakwah MUI KH Cholil Nafis, seperti dilansir Republika, juga mengatakan mengapa bulan Muharram dinamakan bulan Anak Yatim. Alasannya karena pada bulan ini, khususnya tanggal 10 Muharram, Nabi sangat menyayangi anak-anak Yatim. Wallahu A’lam.[]

Advertisement
Advertisement