Heboh, Praktik Jaringan Aborsi Ilegal Di Kalangan PRT Asing di Hong Kong Terbongkar Polisi, 11 Orang PRT asing Ditangkap

HONG KONG – Berbagai insiden kehamilan yanmg terjadi pada PRT asing di Hong Kong kerap mewarnai pemberitaan media media masa hingga membuat gempar kalangan majikan.
Ternyata, apa yang terungkap ke permukaan tersebut hanyalah puncak gunung es, dimana sebenarnya praktik aborsi ilegal yang belum terungkap jumlahnya cukup mencengangkan.
Tak hanya jumlah fantastis, sebuah jaringan yang memfasilitasi berlangsungnya praktik aborsi ilegalpun ternyata juga ada dan berhasil dibongkar Kepolisian Hong Kong.
Dalam rilis media yang sampai ke ApakabarOnline kemarin (08/08/2025) menyebutkan, aparat kepolisian Hong Kong telah menangkap 11 orang PRT Asing yang terkait dengan jaringan narkoba aborsi ilegal setelah seorang pembantu berusia 39 tahun diketahui telah melahirkan janin mati di rumah majikannya beberapa waktu sebelumnya.
Kasus ini terungkap pada tanggal 2 Juni ketika layanan darurat menanggapi laporan seorang pembantu rumah tangga yang tidak sadarkan diri dan mengalami pendarahan hebat di sebuah kediaman di Tin Shui Wai.
Paramedis menemukan janin mati lahir berukuran 35 sentimeter di keranjang cucian dekat tempat tidur wanita itu.
Polisi kemudian menemukan tes kehamilan positif dan kemasan obat aborsi di kamar pembantu tersebut.
Penyelidik memastikan dia membeli obat itu dari seorang kontak pada bulan Mei.
Pemeriksaan forensik mengonfirmasi bahwa janin tersebut berusia setidaknya 28 minggu tanpa tanda-tanda kelahiran hidup.
PRT asing yang melahirkan tersebut kemudian ditangkap atas dugaan “penghancuran anak”, tuduhan yang ditujukan pada aborsi ilegal setelah 28 minggu kehamilan.
Penyelidikan tersebut membawa polisi kepada seorang pembantu rumah tangga berusia 32 tahun yang diduga menyediakan obat aborsi.
Pada tanggal 6 Juli, petugas menangkapnya karena “memperoleh obat-obatan dengan tujuan untuk menggugurkan kandungan” dan “memiliki racun Bagian 1 secara ilegal,” menyita kemasan obat aborsi yang diduga dan 10 pil resep di tempat kerjanya.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa tersangka telah menjual narkoba serupa kepada sembilan asisten rumah tangga lainnya yang berusia 30 hingga 46 tahun antara bulan April dan Mei. Polisi melakukan penangkapan tambahan antara 29 Juli dan 8 Agustus.
Pihak berwenang meyakini pria berusia 32 tahun itu menyelundupkan narkoba ke Hong Kong dari negara lain, menjualnya seharga beberapa ratus dolar per buah melalui informasi dari mulut ke mulut.
Dari 11 wanita yang ditangkap, lima telah didakwa, lima dibebaskan dengan jaminan, dan satu masih ditahan. []