December 10, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Hidayah itu Harus Dicari dan Dijemput, Bukan Ditunggu

3 min read

JAKARTA – Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan hidayah kepada kita, kita harus turut serta menjemputnya. Jangan sampai ada kata malas dalam mencari hidayah Allah Ta’ala.

Berikut ini amalan yang dapat dilakukan untuk mendapat hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dilansir dari Umroh.com.

 

  1. Berpegang teguh kepada agama Allah (Islam)

Ibnu Katsir RA menuturkan, “Berpegang teguh kepada agama Allah dan bertawakkal kepada-Nya adalah salah satu pegangan dalam hidayah, bekal menjauhi kesesatan serta sarana menuju jalan yang lurus.”

Dalam surat Ali Imran ayat 101 Allah SWT berfirman,

“Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali Imran: 101).

 

  1. Bersungguh-sungguh menimba ilmu agama

Dalam surat Al Ankabut ayat 69 Allah SWT berfirman,

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-’Ankabut: 69).

Syekh Abdurrahman as Sa’di menjelaskan bahwa ayat itu menunjukkan bahwa orang yang bersungguh-sungguh dan semangat dalam menimba ilmu agama, maka ia akan mendapat hidayah serta pertolongan yang nyata dari Allah SWT.

Pertolongan ini berbentuk petunjuk-petunjuk dari Allah SWT di luar batas kesungguhan seseorang dan juga berbagai kemudahan dalam menggapai ilmu.

 

  1. Menjalankan Sunnah Rasulullah SAW dan menjauhi larangan Allah Ta’ala

Dalam surat An Nur ayat 54 Allah SWT berfirman,

“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An-Nur: 54).

Dengan menjalankan apa yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, akan membuat kita mendapatkan hidayah Allah Ta’ala.

 

  1. Meneladani salafush shalih yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah

Dalam surat Al Baqarah ayat 137, Allah SWT berfirman,

“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk ….” (QS. Al-Baqarah: 137).

Tak ada jalan untuk mendapatkan hidayah Allah SWT selain dengan keimanan kepada Allah SWT.

 

Ciri Orang yang Mendapat Hidayah

Habib Abdurrahman Al-Habsy mengatakan bahwa sejatinya seorang Muslim yang menegakkan salat lima waktu, sesungguhnya ia meminta hidayah 17 kali dalam sehari.

“Setiap kali membaca Surat Al-Fatihah, pada ayat keenam ia membaca Ihdinash shirathal mustaqim, yang artinya “tunjukilah (berilah hidayah) kepada kami jalan yang lurus.”

Habib Abdurrahman Al Habsy mengungkapkan lima ciri orang yang mendapat hidayah Allah.

Pertama: merasakan mudah atau tidak berat melaksanakan kewajiban dan taat kepada Allah serta menjauhi larangan-Nya.

Kedua, bila mendengar nama Allah disebut, cintanya kepada Allah bertambah, hatinya bergetar sebagaimana firman Allah SWT,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hati mereka. dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-Anfal: 2).

Ketiga, senantiasa istiqamah dan berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan yang dimiliki sebagaimana firman Allah SWT:

“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali ‘Imran: 101).

Keempat, rajin dan sungguh-sungguh menghadiri majelis-majelis ilmu untuk menambah ilmu agama dan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11).

Kelima, hidup dengan rasa malu. Tak hanya kepada Allah tetapi juga kepada makhluk Allah. Banyak hadis yang menjelaskan betapa pentingnya seorang Muslim dalam menjaga rasa malu seperti ‘Malu adalah sebagian dari Iman’ bahwa ketika seorang Muslim mengerti makna dari rasa malu, ia akan enggan berbuat dosa karena malu kepada Allah Ta’ala yang senantiasa mengawasinya.

Melansir Muslim.or.id, dikarenakan inti dan hakikat hidayah adalah taufik dari Allah Ta’ala, maka berdoa dan memohon hidayah kepada Allah Ta’ala merupakan sebab yang paling utama untuk mendapatkan hidayah-Nya.

Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian”. (HSR Muslim no. 2577).

Oleh karena itu, Allah Ta’ala yang maha sempurna rahmat dan kebaikannya, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah.

Sebaliknya, keengganan atau ketidaksungguhan dalam berdoa memohon hidayah kepada Allah Ta’ala, merupakan sebab besar yang menjadikan seorang manusia terhalangi dari hidayah-Nya.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Sesungguhnya barangsiapa yang enggan untuk memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya”. (HR at-Tirmidzi (no. 3373) dan al-Hakim (1/667), dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani. []

Advertisement
Advertisement