November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Hukum Istri Merendahkan Suami

3 min read

JAKARTA – Dalam Islam, Allah SWT menjadikan manusia berpasang-pasang agar saling mengenal dan memiliki keturunan dalam ikatan pernikahan. Islam mengatur semuanya dengan sangat jelas dalam Al-Quran, menyebutkan firman Allah SWT berbunyi,

“Segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasang supaya kamu mengingat kebesaran Allah SWT.” (QS. Az-Zariyat : 49).

Setiap suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi. Seperti kewajiban suami dalam menafkahi istrinya dan kewajiban istri untuk melayani suaminya. Semuanya memiliki peran masing-masing guna keharmonisan rumah tangga.

Allah SWT berfirman,

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta merea. Sebab itu ada perempuan yang shaleh, ialah yag taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisaa : 34).

Dalam pernikahan tentu ada sebuah pertengkaran yang terjadi antara sang suami dan istri, hal ini tidak luput dari badai rumah tangga. Bagaimana seharusnya istri bersikap kepada suaminya?

Jika terdapat sebuah ketidaksukaan dan kesalahan, bagaimana sikap yang tepat yang harus dilakukan? Apalagi hingga merendahkan pasangan masing-masing.

 

Bagaimana Jika Sang Istri Merendahkan Suami?

Hukum jika seorang istri merendahkan suaminya dalam keadaan apapun adalah dosa karena bagaimanapun kondisinya seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jika merendahkan suami berarti tidak menghargai suami sebagai seorang pemimin.

Seorang Istri hendaklah tidak berbuat yang demikian karena sungguh Allah SWT tidak menyukai perbuatan tercela apalagi hingga merendahkan suami. Baik merendahkan secara langsung atau di depan khalayak umum. Sesungguhnya, sang suami akan merasa sakit hati atas perbuatan istrinya.

Hukum bagi seorang istri yang merendahkan suami bisa dikatakan durhaka besar. Bertakwalah kepada suamimu karena ridha suami adalah ridha Allah juga. Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.” (QS. An-Naba : 31).

Sebagai mana Rasulullah SAW bersabda, “Dan sebaik-baik istri yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak suka membicarakan suatu hal yang tidak berguna, tidak cerewet serta tak suka bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i).

Sikap istri yang merendahkan suami menandakan kurangnya pengetahuan dan buruknya sikap istri. Jika seorang suami direndahkan atau didzalimi oleh istrinya, beberapa bidadari di surga akan geram pada istri yang merendahkannya. Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhiu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; nyaris saja ia bakal meningalkanmu menuju pada kami.” (HR. At-Tirmidzi).

Ini adalah hukuman bagi seorang itsri yang merendahkan suaminya atau sudah dzalim kepada suaminya. Maka akan bersaing langsung dengan bidadari yang Allah SWT tafsirkan di dalam Al-Quran.

“Di dalam surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahman : 70).

Sebagai seorang istri merendahkan di sini bukan berarti terhadap suami saja, terhadap keluarga suami pun hukumnya dosa sebab keluarga suami adalah keluarga istri juga. Hukunya dosa dan durhaka besar.

 

Sikap Istri Shalehah Kepada Suami

Sebagai wanita shalehah, sikap yang diambil ketika suami melakukan kesalahan adalah dengan cara membicarakannya dengan baik. Karena wanita shalehah adalah wanita yang bisa menjaga sopan santunnya. Bukan dengan cara merendahkannya.

Bagaimanapun keadaan suami, sebagai seorang istri yang shalehah hendaknya kita menghormati suami dan tidak merendahkannya. Selalu berbakti kepada suami, mentaati perintah suami dan melayani suami.

Selain itu harus bersikap lembut terhadap suami sebagai darma bakti yang mencerminkan sebagai seorang istri shalehah. Sebagaiana dalam surah An-Nisa di atas yang menjelaskan mengenai kewajiban seorang istri dan kewajiban seorang suami.

Kewajiban itu haruslah kita jalani semata-mata karena Allah SWT. Rasulullah SAW pun bersabda, “Sampaikanlahkepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah SWT. Tetapi sediki sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya.”

Pahala dari berbkati dan itidak membuat suami merasa hina setara dengan pahala perang membela agama Allah. Itulah umpama mengenai mengapa diharuskan seorang wanita muslimah menghormati suaminya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa (istri) menganiaya suaminya dan memberi beban pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan menyakitkan hatinya, maka para malaikat juru siksa (malaikat juru azab) melaknatinya (yakni istri). Barang siapa (istri) yang bersabar terhadap perbuatan suaminya yang menyakitkan maka Allah akan memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada Aisyah dan Maryam binti Imran.“

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bagi para pasangan suami istri untuk saling menghargai satu sama lain dan tidak merendahkan, sungguh yang demikian itu adalah perbuatan tidak terpuji yang mencerminkan sikap kurangnya wawasan. []

Sumber ApakabarOnline dari Islamic Base

Advertisement
Advertisement