Indonesia Masuk Daftar Negara yang Layak Dikunjungi Tahun 2019
Awal pekan ini, panduan wisata asal Australia, Lonely Planet menulis laporan soal kawasan-kawasan wisata yang akan menjadi “trending” di kalangan millennial di tahun 2019, salah satunya Indonesia.
Dalam laporan tersebut disebutkan Bali (Denpasar) menjadi salah satu tujuan yang akan populer di kalangan turis generasi millennial di tahun 2019, menurut aplikasi pemesanan tiket maskapai udara.
Pemesanan tiket ke Bora-bora di kawasan Pasifik Selatan mengalami peningkatan tertinggi, yakni hingga 24 persen, diikuti dengan negara di Karibia Sint Marteen, tempat bermain ski di Colorado (AS) Aspen dan Bali (Denpasar).
Sebelumnya, Lonely Planet telah memasukkan Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 10 negara terbaik untuk dikunjungi di tahun 2019, demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Jumat (11/01/2019).
Indonesia menempati peringkat ketujuh, mengalahkan negara-negara eksotis lainnya, seperti Belarusia di Eropa, dan dua kawasan di Karibia Sao Tome & Príncipe, dan Belize.
Terlepas dari serangkaian bencana yang menerjang kawasan-kawasan pariwisata di Indonesia pada tahun lalu, Lonely Planet mengatakan Indonesia masih aman untuk dikunjungi.
Dikutip dari situs resminya, Lonely Planet menyatakan berkat investasi besar-besaran di infrastruktur udara, darat, dan laut, Indonesia menjadi lebih mudah untuk dijelajahi.
Ditambah pula dengan akses bebas visa yang kini bisa dinikmati warga dari 169 negara.
“Pergi sekarang, sebelum semua rahasianya terungkap,” tulis Lonely Planet.
Bali Masih Bertahan Menjadi Favorit
Di kalangan warga Australia, Indonesia tetap menjadi salah satu tujuan favorit untuk berlibur, meski masih terbatas hanya Bali.
Di awal tahun 2018, Biro Statistik Australia mencatat Indonesia berada di urutan kedua tujuan wisata paling populer warga Australia, setelah Selandia Baru.
Jumlah kunjungan turis asal Australia ke Pulau Dewata di tahun 2017 mencapai 1,18 juta orang.
Tapi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah ini menurun 5 persen, yang mungkin berarti bahwa warga Australia mulai mencari tempat-tempat wisata selain Bali.
Menurut situs Traveller.com.au, saat Bali digemparkan dengan aksi bom di tahun 2002 dan 2003, ada penurunan kunjungan warga Australia ke Bali hingga 50 persen.
Tapi jumlah penurunan itu hanya bersifat sementara, karena di tahun-tahun berikutnya terus mengalami peningkatan.
Dalam waktu satu dekade, periode 2006 hingga 2016, jumlah turis Australia yang berkunjung ke Bali telah meningkat hingga 546 persen.[Rizki/Tanti]