Inggris Mengeluh Kebanjiran Pekerja Migran yang Rendah Skillnya
JAKARTA – Di tengah fenomena kekurangan tenaga kerja yang kian parah dalam berbagai sektor industri di Inggris, Menteri Dalam Negeri negara itu mengeluhkan tentang tenaga kerjanya yang berketerampilan rendah.
Dilansir dari Anadolu Agency pada Minggu (02/10/2022), Suella Braverman juga mengeluhkan jumlah siswa internasional dengan tanggungan yang sangat tinggi yang datang ke Inggris.
“Inggris memiliki terlalu banyak pekerja migran berketerampilan rendah dan jumlah siswa yang sangat tinggi datang ke negara ini dengan jumlah tanggungan yang sangat tinggi ke negara ini,” kata Braverman dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Sun pada Sabtu (01/10/2022), jelang konferensi tahunan Partai Konservatif yang berkuasa.
Menteri Dalam Negeri asal India itu mengkritik kurangnya para migran serta para siswa Internasional dalam berkontribusi menumbuhkan ekonomi di Inggris.
“Orang-orang itu datang ke sini, mereka belum tentu bekerja atau mereka bekerja di pekerjaan berketerampilan rendah,” ujarnya.
Braverman lebih lanjut mengatakan, para migran yang berketerampilan rendah kerap kali menjadi sasaran perdagangan manusia atau kerja paksa yang keduanya disebut sebagai perbudakan modern di Inggris.
Untuk itu, Menteri tersebut tidak ingin perbudakan ini terus terjadi, kedepannya, ia ingin membatasi kemampuan migran yang berketerampilan rendah untuk masuk ke negaranya.
Sementara itu Lizz Truss pada pekan lalu telah mengumumkan akan merombak sistem imigrasi di Inggris, untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang kian memburuk. []