April 21, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Indonesia Berduka, Buya Ahmad Syafii Maarif Tutup Usia

2 min read

JAKARTA – Kabar duka kembali berhembus ditengah-tengah rakyat Indonesia. Tidak sampai dua jam sebelum gema adzan Sholat Jumat dikumandangkan, ApakabarOnline.com mendapat informasi bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping, pukul 10.15 WIB, Jumat (27/5/2022). Informasi ini disebarkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

“Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping,” kata Haedar Nashir dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id.

Haedar mendoakan almarhum agar beliau husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan di kuburnya, dan ditempatkan di jannatun na’im.

“Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan do’a dari semuanya. Pemakaman dll informasinya menyusul,” pintanya.

 

Dua Pesan Buya Syafi’i Maarif Sebelum Tutup Usia

Beberapa hari sebelum tutup usia, Buya Syafii sempat menyampaikan pesan penting kepada Haedar Nashir saat menjenguk di RS PKU MUhammadiyah Gamping.

“Jumat lalu saya juga sempat menemani di sini, semalam sebenarnya beliau ya masih baik tetapi kondisi pernafasannya terkait jantung lalu ditangani oleh dokter. Tadi pagi sekitar jam setengah tujuh masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya tapi sekitar setengah delapan beliau kritis sampai jam 10.15,” katanya.

Dalam kondisi sakit, Buya Syafii sempat menitipkan dua pesan kepada Haedar. Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam. Kedua, tidak seperti biasanya saat kunjungan tersebut Buya Syafii meminta untuk melakukan doa bersama.

“Tidak biasanya buya itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau sehingga kami berdoa bersama beliau,” terangnya.

“Saya menyaksikan air matanya berlinang dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini itu saya ber-WA, beliau menjawab bahwa saya sudah menerima keadaan ini dan dengan pasrah dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping,” pungkas Haedar. []

Advertisement
Advertisement