Jadikan Nama Ibunya Sebagai Brand, Usaha Mengolah Kopi Pemuda Ganteng ini Larisnya Sampai Luar Negeri
KUDUS – Sedikit demi sedikit biji kopi dalam wadah plastik cukup besar itu dimasukkan ke dalam mesin penggiling oleh seorang pria bertopi. Dengan cekatan, tangannya itu berpindah-pindah mulai dari memasukkan biji kopi hingga memeriksa hasil penggilingan. Setelah semua tergiling, ia lantas membuka kantong kain berisi kopi bubuk di bagian bawah penggilingan.
Hari itu, seperti hari-hari sebelumnya, rumah produksi kopi di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus itu padat dengan aktivitas pengolahan kopi. Jika pria bertopi di bagian belakang rumah sedang menggiling kopi, di bagian depan rumah tampak beberapa orang sedang membungkus kopi bermerek Kopi Zayna itu.
Pemilik Kopi Zayna, Muhamad Abdul Hamid Ridho (33) mengatakan, di bisnis kopi yang ia geluti sejak dua tahun lalu itu, ia menyediakan empat varian kopi yang bisa dipilih konsumen. Jenisnya adalah kopi robusta natural, robusta honey, full wash, dan wine.
“Awalnya hanya produksi robusta natural saja. Karena banyak peminatnya, kemudian tahun 2021 ini saya menambahk tiga varian lagi,” ungkapnya saat ditemui.
Ridho sapaan akrabnya, lantas menjelaskan perbedaan keempat jenis kopinya itu. Untuk robusta natural, kopi ini memiliki cita rasa yang asam dan pahit. Kemudian untuk robusta honey mempunyai cita rasa manis yang berasal dari getah asli biji kopi saat dipisahkan saat proses pengeringan.
“Kalau honey, mempunyai rasa manis karena sebelum dikeringkan, biji kopi dipisahkan dahulu dengan kulitnya kemudiaan baru dikeringkan. Nah, lendir itulah yang menciptakan rasa manis,” jelasnya.
Selanjutnya untuk kopi wine mempunyai rasa asam tetapi tidak memabukan. Karena rasa asam ini diperoleh dari hasil fermentasi. Sedangkan robusta full wash, kopi ini mempunyai rasa yang lebih ringan, sehingga aman untuk penderita maag.
“Kita pengemasannya mulai dari 100 gram, 250 gram, 500 gram, dan 1 kilogram,” rinci Ridho.
Untuk pemasaran, selain menjual via online di media sosial, dia juga sudah memiliki pelanggan yang tersebar di Jakarta, Kediri, Semarang, Pati, Grobogan, dan Purwodadi. Untuk pasar lokal dalam negeri, Ridho mengaku, produk Zayna memiliki omset rata-rata 200 kg per bulan.
Beberapa tahun belakangan ini, produk Zayna miliknya juga bisa tembus hingga pasar luar negeri, tepatnya di Hong Kong.
“Dalam satu bulan, untuk permintaan luar negeri, rata-rata saya bisa menjual hingga 25 kilogram bubuk maupun biji kopi, dengan harga mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 300 ribu,” tandasnya.
Jika dihitung secara keseluruhan, omset pasar lokal 200 kh dan omset pasar luar negeri 25 kg dengan harga rata-rata Rp. 300 ribu per kilonya, nilai omset rata-rata perbulan produk kopi Zayna telah mencapai angka Rp. 97.500.000. []