Jahe Ponorogo Tak Mampu Penuhi Kebutuhan Pasar Jawa Timur, Pedagang Datangkan Jahe dari Thailand

Feature Image Jahe Ponorogo Tak Mampu Penuhi Kebutuhan Pasar Jawa Timur, Pedagang Datangkan Jahe dari Thailand (Foto Istimewa)
SURABAYA – Semenjak pandemi Corona mewabah di beberapa negara dan informasinya santer menghiasi pemberitaan media-media serta sosial media di Indonesia, empon-empon salah satunya jahe semakin diburu warga. Tak bisa ditampik, permintaan pasar kian meningkat seiring dengan dinyatakannya wabah Corona juga terjadi di Indonesia pada 2 Maret 2020 silam.
Konsekwensinya, sebagaimana hukum ekonomi, harga empon-empon melambung tinggi sedangkan jumlahnya tidak bertambah banyak.
Dampak dari hal tersebut, harga jahe asal Ponorogo yang menguasai pasaran jahe di PIOS (Pasar Induk Osowilangun) melambung tinggi ditengah semakin sedikitnya barang.
Presiden Jokowi Minum Empon-Empon Untuk Tangkal Virus Corona
Pantauan ApakabarOnline.com di beberapa informasi market online, harga jahe asal Ponorogo sempat tembus diatas 70 ribu rupiah per kilo untuk jenis jahe emprit, jenis jahe merah terpantau ada yang menjual hingga 100 ribu per kilo.
Padahal, sebelum ada “panic” empon-empon gegara wabah corona, harga jahe emprit di pasaran untuk harga grosir antara 3 – 7 ribu rupiah saja, sedangkan jahe merah rata-rata antara 8 – 15 ribu rupiah saja.
Namun belakangan, harga jahe terpantau telah turun di kisaran 40-an ribu rupiah untuk harga grosir. Hal tersebut, diduga karena dampak dari masuknya jahe asal Thailand di pasar Jawa Timur.
Mengutip Jatim Now, memenuhi kebutuhan para pengunjung, pedagang jahe di Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) selain memperoleh dari Ponorogo juga mendatangkan tanaman rimpang itu dari Negara Gajah Putih, Thailand.
Kehadiran jahe asal Thailand di pasar induk yang berlokasi di Benowo, Surabaya itu menjadi penyeimbang bagi harga jahe lokal.
Tujuh Pasien Corona Diklaim Sembuh dengan “Contravid”, Jamu Berbahan Empon Racikan Warga Solo
Saat ini di PIOS, harga jahe lokal asal Ponorogo mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Sementara jahe asal Thailand harganya hanya dikisaran Rp 28 ribu per kilogram.
“Kalau jahe lokal harganya lebih mahal, karena jahe lokal memang lebih berasa pedasnya dibanding jahe Thailand,” kata Soni, salah seorang pedagang di PIOS, Jumat (17/04/2020).
Menurutnya, kehadiran jahe asal Thailand sangat membantu menstabilkan harga jahe di pasaran.
“Kalau tidak ada jahe Thailand mungkin harga jahe lokal bisa lebih mahal karena saat ini selain banyak diminati pasar, stok jahe lokal juga belum banyak,” terang Soni.
Ia menjelaskan, untuk penjualan jahe Thailand para pedagang diwajibkan menjualnya dalam kondisi bersih tanpa ada tanah yang menempel.
“Peraturannya memang begitu, jahe Thailand harus dijual dalam kondisi bersih dari tanah,” ujar dia sambil menyebut penjualan rata-rata jahe Thailand bisa mencapai 2 ton per minggu. []