April 17, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Jika BBM Bersubsidi Tidak Dinaikan, Begini Kata Bu Menteri

2 min read

JAKARTA –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa subsidi yang disediakan APBN tahun 2022 dalam Perpes 98, di mana pemerintah sudah menaikkan tiga kali lipat adalah dalam bentuk kenaikan susbidi BBM dan LPG dari tadinya hanya Rp 77,5 triliun ke Rp 149,4 triliun.

Sedangkan untuk subsidi listrik dari Rp 56,5 triliun naik ke Rp 59,6 triliun dan kompensasi BBM dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun.

“Dan kompensasi listrik naik dari 0 menjadi Rp 41 triliun sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG dan listrik itu mencapai Rp 502,4 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers Presiden Jokowi dan Menteri Terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM di Istana Merdeka, Sabtu (03/09/2022).

Sri Mulyani melanjutkan, angka Rp 502,4 triliun dihitung berdasarkan rata rata ICP yang bisa mencapai US$ 105 per barel dengan kurs Rp 14.700 per dolar AS, dan volume Pertalite yang diperkirakan mencapai 29 juta kiloliter, sedangkan volume solar bersubsidi adalah 17,44 juta kiloliter.

“Masyarakat bertanya karena harga minyak dalam sebulan terakhir agak mengalami penurunan. Kami terus melakukan penghitungan. Dengan harga ICP yang turun ke US$ 90 sekalipun, maka subsidi masih akan atau harga rata-rata ICP masih di US$ 98,9, atau kalau harga minyak turun sampai di bawah US$ 90 maka seluruh tahun rata-rata ICP masih di US$ 97,” jelasnya.

Dengan perhitungan ini, maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu sudah disampaikan yakni dari Rp 502 triliun tetap akan naik, tidak menjadi Rp 698 triliun namun Rp 653 triliun kalau harga ICP adalah rata-rata US$ 99, yaitu turun ke US$ 90 sampai Desember.

Sedangkan kalau ICP di US$ 85 sampai di Desember, maka kenaikan subsidi akan tetap naik dari Rp 502 triliun menjadi Rp 640 triliun, ini adalah kenaikan Rp 137 triliun atau Rp 151 triliun tergantung dari harga ICP.

“Perkembangan ICP harus dan akan terus kita monitor karena memang suasana geopolitik dan suasana proyeksi ekonomi dunia masih akan sangat dinamis. Kami akan terus mengalokasikan subsidi bagi masyarakat antara Rp 591 triliun apabila harga ICP di US$ 85 atau Rp 605 triliun apabila harga ICP US$ 99,” jelasnya.

Namun apabila ICP di atas US$ 100 maka total subsidi ke masyarakat dalam bentuk BBM masih mencapai Rp 649 triliun.

“Ini yang tadi disampaikan oleh Bapak Presiden maka sebagian dari belanja yang tadinya untuk keseluruhan subsidi digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Kita juga akan memantau dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM yang diumumkan Menteri ESDM,” jelasnya.

Pemerintah memperkirakan dengan adanya bansos yang diberikan tambahan Rp 24,17 triliun, maka pemerintah bisa menahan pertambahan jumlah kemiskinan sehingga tetap bisa dijaga dan diupayakan menurun melalui program-program pemerintah lainnya. []

Advertisement
Advertisement