November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Jika “Kebelet” Biarkan Kentutmu Pergi, Jangan Ditahan

3 min read

Penumpukan gas, akibat menahan kentut mengarah ke dua skenario berbeda. Keduanya sangat tidak menyenangkan. Buang angin atau kentut–bahasa ilmiahnya flatulensi–merupakan reaksi tubuh alamiah. Seberapapun bersihnya seseorang, mereka pasti kentut juga. Kentut merupakan pertanda baik. Ini adalah proses yang menyehatkan.

Para peneliti menemukan bahwa produk sampingan mikroba ini dapat mengurangi risiko berbagai penyakit yang mengancam kehidupan seperti kanker, serangan jantung dan strok, mencegah arthritis dan demensia di usia tua, serta membantu melestarikan mitokondria–yang mendorong produksi energi di sel pembuluh darah dan mengatur peradangan.

Meski demikian kentut umumnya dianggap sebagai aksi memalukan. Kentut kerap disangkal atau dikeluarkan secara diam-diam di situasi tertentu. Bahkan mungkin Anda pernah menahan untuk mengeluarkan angin yang cenderung memiliki bau tidak sedap tersebut.

Clare Collins, seorang profesor di bidang nutrisi dan diet di University of Newcastle di New South Wales, Australia, menulis untuk The Conversation untuk menjelaskan apa kentut dan apa yang terjadi jika Anda menahannya.

Penumpukan gas bisa memicu dua hal tak menyenangkan.

Satu, udara itu akan keluar dari tubuh melalui kentut tak terkendali. Di sisi lain, gas akan diserap melalui usus dan disirkulasikan kembali sampai dikeluarkan dari paru-paru melalui napas.

Collins mengatakan, “Jika Anda merasakan volume besar gas usus siap untuk melakukan apa yang dilakukannya, cobalah untuk pindah ke lokasi yang lebih nyaman. Apakah berhasil atau tidak, yang terbaik untuk kesehatan pencernaan Anda adalah membiarkannya pergi.”

Ia melanjutkan bahwa penumpukan gas usus dapat memicu distensi abdomen, dengan sejumlah gas diserap kembali ke dalam sirkulasi dan diembuskan dalam napas. “Menahan terlalu lama berarti penumpukan gas usus akhirnya akan lolos melalui kentut yang tak terkendali.”

Menahan kentut juga bisa menghasilkan masalah yang lebih serius. Collins mengatakan, “Penelitian yang ada belum jelas tentang apakah peningkatan tekanan di rektum meningkatkan peluang Anda untuk mengembangkan kondisi yang disebut diverticulitis, kantong-kantong kecil berkembang di lapisan usus dan menjadi meradang–atau apakah tidak masalah sama sekali.”

Kentut adalah kebutuhan fisiologis. Kita perlu melepaskan semua gas usus yang terbentuk sebagai hasil dari mencerna makanan. Gas ini dapat ditemukan di seluruh saluran pencernaan, termasuk lambung, usus kecil, usus besar, dan rektum.

Ketika muncul keinginan untuk meneliti kentut, Collins mengatakan sulit untuk menemukan sukarelawan yang bersedia. Tapi satu studi baru-baru ini menemukan selama periode 24 jam rata-rata orang kentut sekitar delapan kali (baik secara individual atau serangkaian kentut). Penelitian menemukan orang-orang kentut lebih banyak setelah makan besar dan kurang begitu banyak pada malam hari.

Collins mengatakan gas yang diproduksi di usus berasal dari sumber yang berbeda. Gas secara otomatis terakumulasi sebagai akibat dari menelan udara ketika kita mengunyah atau berbicara. Penumpukan juga bisa disebabkan oleh akumulasi bakteri dalam usus dan karbohidrat yang belum dicerna dengan benar.

“Bisa dari menelan udara,” katanya. “Atau dari karbon dioksida yang dihasilkan ketika asam lambung bercampur dengan bikarbonat di usus kecil.”

“Atau gas dapat diproduksi oleh bakteri yang terletak di usus besar.”

Pertanyaannya, mengapa ada kentut yang berbau sangat busuk dan ada yang hampir tidak berbau sama sekali.

Menulis untuk Thrillist, ahli flatulensi Myron Brand mengatakan, ada sejumlah makanan yang hasilkan bau lebih busuk daripada yang lain. “Bau tidak enak, itu hanya fungsi dari apa yang Anda makan dan apa yang bakteri lakukan di dalam sistem gastrointestinal.”

Setiap orang berbeda. “Bau busuk berarti karbohidrat yang Anda konsumsi sedang diserap–difermentasi. Sebagian besar gas yang kita lepaskan berasal dari karbohidrat, seperti kentang dan roti, yang terurai menjadi gas seperti hidrogen dan karbon dioksida.”

Masalah bau dimulai ketika bakteri merusak makanan lain, dan senyawa seperti bentuk hidrogen sulfida. Brand menyatakan, makanan seperti brokoli dan kubis dapat menyebabkan bau seperti telur busuk.

“Sebagian orang adalah produsen metana, dan sebagian lain adalah produsen hidrogen sulfida–yang menyebabkan perut kembung bau seperti telur busuk. Itu semua adalah fungsi dari apa yang Anda makan,” terang Brand.

Tidak semua makanan yang kita makan dapat dicerna. Apa pun yang tidak diproses oleh usus kecil kita akan diteruskan ke usus besar tempat ia melaksanakan aksi. Sayangnya, kentut dengan bau paling tidak sedap adalah yang datang dari hasil konsumsi makanan sehat.

Buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan semuanya menghasilkan bau. Bawang, brokoli, kembang kol, kubis, dan kecambah mengandung karbohidrat yang disebut raffinose, yang tidak dapat dicerna perut dan usus kecil.[]

Advertisement
Advertisement