Kalahkan China, India Menjadi Negara Pengirim Pekerja Migran Terdidik Terbanyak di Dunia
JAKARTA – Bekerja di luar negeri di era globalisasi ini sudah menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk memperkaya karir maupun memperbaiki hidup. Tak sekadar menawarkan kualitas hidup yang lebih baik dari negara asal, bekerja di luar negeri sering kali juga menawarkan banyak kesempatan terkait peluang karir dan pengalaman profesional.
Adapun, orang yang melakukan migrasi atau perpindahan disebut migran. Menurut International Labour Organization, migran adalah seseorang yang pindah dari tempat tinggal asalnya ke negara lain untuk sementara waktu dengan tujuan bekerja dan menerima upah di luar negeri.
Berdasarkan laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dihimpun oleh Statista, terdapat sebanyak 40 juta migran berpendidikan tinggi yang tinggal di negara-negara anggota OECD, dengan kriteria telah menerima pelatihan kejuruan atau akademik.
Dilaporkan, India menduduki peringkat pertama sebagai negara asal migran terdidik paling banyak di dunia yang mencapai 3,12 juta orang. Data tersebut diambil berdasarkan catatan terakhir pada periode tahun 2015/2016.
“Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh India saat ini adalah pengangguran. Hal ini akan menjadi kendala utama bagi pekerja muda di masa depan. Dengan adanya peluang yang lebih baik di luar negeri, banyak orang yang kemudian memilih untuk meninggalkan negara tersebut,” tulis Statista.
Selanjutnya, Tiongkok menempati posisi kedua setelah India dengan jumlah pekerja migran terdidik mencapai 2,25 juta orang. Disusul oleh Filipina dan Inggris yang masing-masing mencatatkan jumlah pekerja migran berpendidikan tinggi sebanyak 1,89 juta orang dan 1,75 juta orang.
Meskipun pekerja migran terampil akan diterima dengan baik oleh pasar tenaga kerja di sebagian besar negara maju, namun permasalahan utamanya adalah migrasi dari kelompok terpelajar juga sering kali menimbulkan dampak buruk pada negara asal mereka – yang sering disebut sebagai brain drain, kurangnya sumber daya manusia terampil di negerinya sendiri.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua di Asia Tenggara, setelah Filipina, yang mengirim pekerja migran terbanyak ke luar negeri pada tahun 2020.
Ini disampaikan oleh Plt. Kepala PS Amalia Adiniggar berdasarkan data hasil Long Form Sensus Penduduk (SP) 2020 yang menunjukkan bahwa sebanyak 43 penduduk Indonesia dari 100 ribu jiwa bermigrasi setiap tahunnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia cukup terbuka dengan lalu lintas manusia keluar dan masuk Tanah Air,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa low skilled-migrant dari Indonesia yang bermigrasi ke negara maju, seperti Amerika Serikat rupanya mampu meningkatkan penghasilan mereka hingga 500% dibandingkan biasanya di negara sendiri. []