Kasus Baru Membumbung Tinggi, MPR Khawatir Negara yang Menolak WNI Jumlahnya Akan Bertambah Banyak
JAKARTA – Kasus positif covid-19 di Indonesia masih tinggi, per 11 September total ada 210.940 pasien positif covid-19. Efeknya besar. Sebanyak 59 negara yang melarang warga negara Indonesia (WNI) untuk masuk ke negaranya.
Sejumlah negara yang membatasi kunjungan dari WNI itu di antaranya Malaysia, Hungaria, Uni Emirat Arab, dan Afrika Selatan. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memasukkan Indonesia ke dalam daftar negara yang berisiko tinggi covid-19.
Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan menilai jika kasus covid-19 semakin tinggi maka negara yang melarang kedatangan WNI akan bertambah. Ia khawatir jika semakin banyak negara yang melarang WNI masuk, akan berdampak ke ekonomi, sosial dan politik Indonesia di mata global.
“Saya khawatir kalau kasus covid-19 di Indonesia semakin meningkat maka akan semakin banyak negara yang melarang WNI masuk ke negaranya. Ini berdampak buruk terhadap Indonesia baik ekonomi, sosial dan politik,” ujar Syarief kepada Validnews, Sabtu (12/9).
Ia menambahkan, tidak bisa dilakukan lobi kepada negara yang melarang WNI masuk. Pasalnya, di era pandemi global seperti saat ini setiap negara berhak memutuskan kebijakannya masing-masing.
“Di era pandemi global ini setiap negara berhak menilai kepentingan negaranya masing-masing. Nah, covid-19 di Indonesia dianggap berbahaya bagi negara lain,” imbuhnya.
Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini salah satu cara agar negara yang melarang masuk WNI itu mencabut kebijakannya adalah dengan cara menurunkan kasus covid-19 di Indonesia. Ia meminta, pemerintah untuk fokus menyelesaikan aspek kesehatan.
Syarief menilai, jika pemerintah terus memprioritaskan ekonomi dibanding kesehatan justru dampak ekonomi jangka panjang akan lebih parah. Terbukti dengan pelarangan masuk WNI ke sejumlah negara ini yang bisa memperparah ekonomi negara.
“Untuk mencabut larangan tersebut, Indonesia harus memperbaiki cara penanganan covid-19. Prioritaskan penanganan covid-19 dulu baru ekonomi, kalau prioritaskan ekonomi ya ini hasilnya sekarang, bahkan akan lebih parah lagi,” tutur Anggota Komisi I DPR RI ini.
Ia berpandangan kelemahan Indonesia sejak awal adalah karena minimnya kesediaan fasilitas kesehatan untuk menangani covid-19. Jadi, ia menyarankan pemerintah agar fokus menyediakan fasilitas kesehatan yang maksimal dalam penanganan covid-19 ini.
“Salah satu kelemahan Indonesia adalah kurang tersedianya fasilitas kesehatan untuk penanganan covid-19. Lebih baik prioritaskan aspek kesehatan daripada ekonomi,” tandas Syarief Hasan.
Sebelumnya, pihak pemerintah mengatakan pelarangan masuk bagi WNI ke sejumlah negara ini merupakan hal yang biasa saja. Menurut pemerintah, Indonesia juga pernah menutup dan melarang warga asing untuk masuk ke Indonesia. []