December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kecewa Calon Suami Harus Menjadi Menantu, PMI Hong Kong Asal Pacitan Jiwanya Sampai Terguncang

5 min read
Ilustrasi Foto Istimewa

Ilustrasi Foto Istimewa

PACITAN – Manusia boleh merencanakan, boleh berihtiyar, namun keputusan mutlak di tangan Allah SWT. Rencana apapun itu, sebaiknya dilengkapi dengan persiapan mental menghadapi kegagalan, agar jika apa yang direncanakan, hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, tidak membuat yang bersangkutan ngedrop.

Seperti yang dialami oleh SR (38), seorang PMI Hong Kong asal Nanggungan Kota Pacitan ini. Baru sehari menghirup udara kampung halaman, lantaran mendapati kenyataan tidak sesuai dengan indahnya yang dia rencanakan, SR berpamitan pada beberapa anggota keluarganya, akan mengakhiri hidupnya.

Menurut penuturan salah seorang kerabat, Sutikno, SR terkejut saat mendengar dan melihat kenyataan yang dia dapati, pagi hari usai dirinya tiba di kampung halaman.

Dugaan kuat yang menjadi sebab, disimpulkan oleh keluarga adalah gagalnya rencana pernikahannya dengan Y (39), pria yang selama ini tanpa diketahui oleh siapapun telah menjadi kekasihnya. Kegagalan tersebut terungkap lewat sepucuk surat yang dia tulis saat akan melakukan aksi gantung diri namun ketahuan dan gagal, yang mana dalam isinya SR menyampaikan harapan agar meskipun tidak jadi menikah dengan dirinya, Y bisa membahagiakan SK (19) putrinya.

“Rencananya ternyata yang mau nikah itu SR, makanya dia tidak melanjutkan kontrak kerja karena serius menikah dengan Y. Tapi pas tahu kalau Y calon suaminya diam diam suka sama suka dengan SK  anaknya SR, malah saat ini SK hamil 4 bulan, mbakyu (SR) kaget. “ terang Sutikno.

Keluarga tidak menyangka, kalau ucapan SR mau bunuh diri merupakan ucapan sungguhan.

“Mboten wonten sing nginten mas, nek jebule unine arep nggantung niku tenanan (tidak ada yang menyangka mas, kalau ternyata ucapannya (SR) mau gantung diri itu serius, semua mengira hanya guyonan)” lanjut Sutikno.

Upaya gantung diri yang gagal, membuat keseharian SR menjadi intens dibawah pengawasan. Sebab, sangat manusiawi jika keluarga khawatir Sri akan mengulangi lagi.

Namun apa daya, seintensif apapun pengawasan yang dilakukan, akhirnya SR lolos juga. Menurut pengakuan Sutikno, SR  tidak nampak lagi di rumahnya, dan tidak satupun yang mengetahui maupun dipamiti.

Jika saat akan melakukan aksi gantung diri namun gagal, SR meninggalkan sepucuk surat, saat dirinya pergi entah kemana, tidak sepatah katapun pesan dia tinggalkan.

Menurut penuturan Sutikno, kondisi SK saat ini tengah hamil 4 bulan dengan Y. Entah bagaimana awal mulanya antara SK dengan yanto bisa saling menyukai, tak satupun keluarga yang mengetahui. Melalui berbagai media, Sutikno berharap SR pulang dan iklhas menerima kenyataan.

“Kalau sudah begini, mau tidak mau mereka harus segera dinikahkan ke KUA” tuturnya.

“Kecewa pasti, bagaimana tidak, rencananya akan pulang untuk berumah tangga, kok ternyata calonnya malah berpasangan dengan anaknya sendiri” pungkasnya.

Seluruh kartu identitas dan dokumen milik SR berupa KTP, SIM, Paspor, Kartu BPJS serta Ijazah tidak ditemukan lagi di rumah semenjak Sri pergi meninggalkan rumah.

Dalam Kondisi Depresi, Sri Ditemukan di Rumah Teman Sesama Mantan PMI Hong Kong

Setelah sempat selama tiga pekan SR PMI Hong Kong asal Pacitan menghilang dan dicari keluarganya usai insiden percobaan bunuh diri dia lakukan,  ditemukan di rumah salah seorang temannya saat masih sama-sama bekerja di Hong kong.

Ihwal ditemukannya SR bermula dari Doni, anak mantanPMI Hong Kong di Bendolo Sawahan Nganjuk, pemilik rumah yang ditinggali SR mengetahui pemberitaan di ApakabarOnline.com. Dari pemberitaan tersebut, Doni memiliki keyakinan bahwa SR yang dimaksud sedang dicari keluarganya adalah SR teman ibunya yang telah hampir 20 hari tinggal di rumahnya.

Setelah melakukan konfirmasi ke ApakabarOnline.com atas temuannya tersebut, kemudian koordinasi dilakukan dengan keluarga SR di Pacitan.

Dari peristiwa ini terungkap, ternyata setelah gagal melakukan aksi bunuh diri lantaran pukulan batin yang menimpanya sebulan silam, SR pergi meninggalkan Pacitan untuk menenangkan diri di Sawahan Nganjuk, di rumah salah seorang sahabatnya semasa masih sama-sama bekerja di Hong Kong.

“Saya tidak tahu persis apa yang bu SR ceritakan ke ibu saya. Tapi mereka sempat peluk-pelukan dan nangis. Ibu saya bilang, ‘kamu disini saja sampai pikiranmu tenang’, tapi lama-kelamaan, saya justru semakin kasihan dengan bu SR, sebab tambah hari disini bukan tambah terlihat ringan pikirannya, bu Sri justru tambah linglung dan tidak bisa mengurus diri seperti mandi, dan lain-lain” tutur Doni.

Doni menambahkan, upayanya untuk mempertemukan dan menyerahkan SR kepada keluarganya, bukan bermaksud untuk tidak peduli maupun keberatan rumah ibunya di tempati SR. Tapi Doni memiliki pikiran lain.

“Kalau disini terus-terusan seperti itu, saya dan ibu tambah kasihan, sebab saya dan ibu tidak paham bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang sedang mengalami musibah seperti bu SR. Saya justru takut salah memperlakukan dan bagaimana kalau nantinya malah membuat bu SR semakin bertambah buruk kondisinya” terang Doni.

Atas saran beberapa pihak, saat meninggalkan  kediaman Muji ibunda Doni, Sutikno, yang mewakili sekaligus saudara kandung SR yang mewakili keluarganya disamping menyampaikan terimakasih  lantaran telah menyelamatkan SR,  juga menyampaikan bahwa akan membawa SR ke tempat terapi agar kondisi kejiwaannya pulih kembali.

Berdamai Dengan Kenyataan Berdamai Dengan Diri Sendiri

Pelajaran berharga yang bisa diambil dari musibah yang menimpa SR, setidaknya saat terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan kita,menyebabkan kekecewaan yang mendalam, maka secara sadar ataupun tidak,setiap hari kita menumpuk kekecewaan demi kekecewaan ,sehingga  seluruh hidup kita akan dipenuhi dengan kekecewaan.

Bilamana hal ini dibiarkan berlarut larut, tanpa berusaha untuk mengantisipasinya, maka akan mengerogoti jiwa kita ,semakin hari semakin mendalam. Bayangkan , begitu bangun pagi, sudah mulai ada tantangan hidup , Dapat berasal dari faktor eksternal,maupun datang dari faktor internal..

Akibat suasana hati sudah tidak nyaman,karena sudah dihuni oleh rasa kekecewaan,maka sadar ataupun tidak ,akan terpancar energy yang tidak sedap dari wajah kita, Pandangan mata menjadi tidak ramah dan pembicaran juga akan menghadirkan suara yang tidak nyaman didengar ,serta wajah yang tidak sedap untuk diajak berbicara.

Rentetan ini akan menjadi lingkaran setan sepanjang hari, Baik dirumah, diperjalanan dan di lingkungan masyarakat, hingga kembali waktunya untuk pulang kerumah. Energi yang keluar dari wajah dan suara kita , sudah terdistorsi oleh energy negative, yang diproduksi oleh suasana jiwa yang kecewa.

Satu satunya jalan ,adalah memahami bahwa di dalam hidup ini ,tidak ada orang yang mampu mewujudkan setiao keinginan dan harapannya. Maka kita sudah harus mampu membuka diri,untuk menerima sebuah kenyataan ,bahwa hal ini adalah sebuah romantika hidup,yakni suka dan duka, senang dan kecewa,, gembira dan sedih.

Mungkin tidak ada salahnya bila kita mengingat apa yang dikatakan oleh sebuah kata kata bijak atau the wisdom words :” Hoping for the best ,but ready for the worst” . Berharap sesuatu yang terbaik,namun bersiap siap,,andaikata terjadi sesuatu yang terburuk.

Sehingga,setiap kali terjadi hal hal yang tidak sesuai harapan, maka berdamailah dengan hati kita masing masing  Pahamilah dan terimalah dengan berlapang dada, bahwa dalam hidup ini, tak seorangpun di dunia ini, yang dapat memaksakan,agar semua harapan atau keinginannya menjadi kenyataan

Bahkan bila kita dengan rendah hati ,merenungkan, bahwa Tuhan menghendaki, agar semua manusia berbuat baik,tapi yang terjadi ,adalah seperti apa yang dapat kita saksikan di depan mata kita,Rasa kekecewaan adalah penyakit  mampu mengerogoti, bukan hanya diri kita pribadi, tapi juga mengerogoti kebahagiaan dan kegembiraan orang orang terdekat kita.

Mereka akan kehilangan keceriaan ,rasa syukur ,serta berganti dengan kemurungan dan kegalauan hati, Apakah memang ini yang kita harapkan  ? Tentu saja jawabanya adalah :” TIDAK”

Maka satu satunya jalan adalah berdamai dengan hati dan menerima dengan ikhlas, apapun yang terjadi tidak sesuai maunya kita Bukankah dalam setiap doa yang kita lantunkan ,jauh dilubuk hati yang terdalam :” Bukan keinginanku yang terjadi ,melainkan KehendakMU ya Tuhan?”

Jalan ini sekaligus akan menghantarkan dan membimbing kita, dalam proses pembelajaran diri tanpa akhir ,hingga mampu mencapai akualisasi diri. [Zoel]

Advertisement
Advertisement