April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kepala Badan Kebijakan Fiskal : Kenaikan Harga BBM Dorong Inflasi ke Kisaran 6,6-6,8%

2 min read

JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memprediksi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan mendorong inflasi berada di kisaran 6,6-6,8%.

“Kita sudah hitung naiknya 1,9% dari kenaikan BBM ke inflasi. Kisarannya 6,6-6,8%,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (05/09/2022).

Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter mulai Sabtu pukul 14.30 WIB.

Pemerintah juga menaikkan harga BBM subsidi untuk solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Kemudian, untuk BBM non-subsidi, pemerintah menyesuaikan harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Febrio mengatakan proyeksi inflasi tahun ini yang berkisar 6,6-6,8% memang melebihi target pemerintah di kisaran 4,4-4,8% itu diakibatkan dari kenaikan harga BBM.

Meski demikian, dia mengatakan pemerintah akan menjaga tingkat inflasi dalam negeri di bawah 7% dengan menjaga distribusi dan harga pangan.

“Sampai akhir tahun kita berusaha akan tetap menjaga dengan semua kombinasi tadi. Yaitu harga pangan terjaga dan distribusinya ada, sehingga harapannya (inflasi .red) bisa di bawah 7% di akhir tahun,” ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Agustus 2022 sebesar 4,69% secara tahunan (year on year/yoy).

Perkembangan inflasi pada Agustus yang secara tahunan masih sebesar 4,69% yoy ini utamanya disumbang oleh komponen inti yakni dengan andil sebesar 2%. Penyebabnya antara lain, adanya kenaikan beberapa harga komoditas pada ikan segar serta sewa rumah dan mobil.

Center of Reform on Economics (Core) Indonesia kepada Validnews menyatakan jika harga harga BBM Bersubsidi naik, inflasi juga akan terkerek di atas 6%. Bahkan bisa mencapai 8-10%.

“Tapi dalam hitungan kami di Core, kenaikan suku bunga acuan tidak akan mampu menahan lonjakan inflasi apabila harga BBM subsidi dinaikkan. Kalau harga Pertalite dinaikkan, inflasi berpotensi melonjak hingga di atas 6% atau bahkan mencapai 8-10%,” kata Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.

Lebih lanjut, Piter mengatakan ketika inflasi tinggi, daya beli masyarakat akan terpangkas sehingga dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi otomatis juga akan tertahan.  “Target pertumbuhan ekonomi pemerintah sulit tercapai,” imbuh Piter.[]

Advertisement
Advertisement